Pemerintah Diharapkan Bangun Lapas Baru demi Cegah Tragedi di Tangerang Terulang

Senin, 13 September 2021 – 23:06 WIB
Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI William Yani. Foto: M Adil/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif  Jaringan keadilan dan kebijakan publik, William Yani berharap pemerintah menjadikan pembelajaran tragedi terbakarnya Lapas Tangerang agar tidak terulang kembali di Lapas lainnya. Apalagi dari informasi yang diadapt, banyak Lapas yang mengalami over kapasitas dan minim pemugaran.

"Segera anggarkan dan bangun lapas baru," ujar dia di Jakarta, Senin (13/9).

BACA JUGA: Duh! 26 Lapas di Jawa Barat Overkapasitas, Ini yang Paling Ekstrem

Selain itu, lanjut Willi, pemerintah juga harus membuat alternatif hukuman seperti kerja sosial, tahanan rumah, atau denda yang cukup besar untuk mengurangi over kapasitas.

"Korban narkoba  bukan bandar, sebaiknya di rehebilitasi," tambah dia.

BACA JUGA: Sudah 25 Orang Diperiksa Terkait Kebakaran Lapas Tangerang, Ada Tersangka?

Sementara itu, Kepala Divisi Keselamatan Gedung dan K3 Konstruksi Jaringan Keadilan dan Kebijakan Publik Subkhan mengatakan kejadian ini harus dijadikan sebagai pembelajaran berharga oleh sejumlah pihak. Sebab, jangan sampai peristiwa serupa terulang di tempat lain.

"Kejadian ini yang tidak kalah penting adalah dijadikan sebagai pembelajaran berharga untuk tidak terulangnya kejadian yang sama ditempat lain sekarang atau nanti," kata Subkhan di Jakarta, Senin (13/9).

BACA JUGA: 1 dari 8 Jenazah Korban Kebakaran Lapas Tangerang Teridentifikasi Melalui Gigi Patah

Ia meminta pemerintah untuk segera memperhatikan seluruh Lapas di Indonesia, sehingga bisa mencegah kebakaran. Salah satu caranya dengan meremajakan instalasi listrik. Misalnya dengan hierarki eliminasi, yaitu menghilangkan risiko kebakaran melalui permajaan instalasi listrik full insulation dengan dilengkapi proteksi kebakaran aktif dan pasif.

Menurut dia, seluruh kawasan di Lapas harus terhindar dari segala jenis bahan yang mudah terbakar. Penghuni lapas dilarang melakukan penapian dan dibuat pengaturan smoking area. Apabila sulit dilakukan, maka bisa ke hierarki berikutnya yaitu substitusi yaitu mengganti item plafon dan utilitas hunian lapas dengan bahan isulator atau tahan api.

"Lakukan engineering control, dimana ada early warning sistem berupa tanda otomtais atau bel yang berbunyi menyeluruh ketika terjadi kebakaran," kata dia.

Tak hanya itu, cara berikutnya adalah melaksanakan administrasi kontrol dengan membuat prosedur inspeksi rutin, seperti sistem proteksi kebakaran dan sistem K3 lainnya yang direview atau dievaluasi secra ketat pemenuhan standarnya oleh tenaga K3.

Lalu, perbaikan lainnya adalah menyiapkan APD dan APK berupa masker asap, APAR, serbuk pemadam, karung goni dan air rendam, atau perangkat lain yang dapat menunjang tidak membesar dan menyebarnya api.

"hierarki yang keenam adalah simulasi tanggap darurat, yang mana semua penghuni lapas terlatih melakukan simulasi tanggap darurat apapun untuk menghindari jatuhnya korban jiwa atau luka parah dengan tetap tenang atau tidak panik ketika kejadian yang sebenarnya terjadi," pungkasnya.

Terakhir, pemerintah harus mulai memikikrkan pembiayaan yang terencana dangan baik dan tepat untuk meningkatkan kesadaran bagi semua petugas dan penghuni lapas dalam hal preventif dan kuratif di semua hunian lapas dan lingkungan sekitarnya.

"Dengan begitu, lapas kedepan lebih secure, lebih safety dan lebih dapat mengendalikan risiko-risiko bahaya lainnya yang dapat mengancam jiwa, propertis, aset dan lingkungan masyarakat sekitar lapas," katanya. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler