JAKARTA - Pemerintah diminta membatasi ekspor kelapa sawit (crude palm oil/CPO) ke luar negeriPasalnya, harga CPO lebih jauh lebih rendah ketimbang mengekspornya dalam bentuk produk turunan.
Wakil Ketua Komisi VI DPR, Aria Bima, mengkritik kebijakan ekspor CPO dengan harga rendah
BACA JUGA: AS Ingin jadi Investor Terbesar di Indonesia
"Kita mengekspor CPO banyak-banyak dengan harga rendahBACA JUGA: Prabowo Heran, Ikan Lele pun Impor
Jadi malah rugikan?" kata Aria Bima di Gedung DPR RI, Senayan, Jumat (18/2).Menurutnya, dengan mengolah CPO menjadi produk turunannya dan kemudian mengekspornya maka keuntungan yang didapat Indonesia lebih banyak
BACA JUGA: Target Swasembada Daging tapi Tak Punya Data Ternak
Ironisnya, kata Aria, untuk memenuhi kebutuhan dasar itu pemerintah justru melakukan impor"Mungkin saja produk turunan CPO yang diimpor pemerintah itu merupakan CPO Indonesia yang kemudian diolah lagiKan lucu namanya, bahan baku kita, tapi ketika akan olah lagi untuk sabun, dll malah impor dengan harga tinggi juga," ujarnya.
Sampai saat ini, ekspor CPO Indonesia mencapai 8,6 juta ton, sedangkan produk turunannya 6,8 juta tonAria mengharapkan pemerintah mengembangkan teknologi pengolahan CPO menjadi produk turunan lainnyaDia juga meminta agar pemerintah memberikan insentif bagi pengusaha yang mengekspor produk turunan CPO.
"Saya rasa, sudah saatnya kita mengurangi ekspor CPO dan mengutamakan produk turunanJangan hanya mau gampangnya saja tapi untungnya kecil," tandasnya(Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sikap Mentan tak Tegas Soal Daging Illegal
Redaktur : Tim Redaksi