JAKARTA - Nasib BBM bersubsidi hingga saat ini masih gelapDitengah keluhan pemerintah dengan makin membengkaknya anggaran subsidi, pemerintah belum juga berani mengambil sikap antara menaikkan atau membatasi bahan bakar subsidi itu.
Pengamat ekonomi UGM, Tony Prasetiantono, menyarankan opsi yang semestinya diambil pemerintah adalah menaikkan harga BBM
BACA JUGA: Pemerintah Genjot Lagi Inpres Penghematan
"Rekomendasi saya, BBM itu naik, tapi paling Rp 1.000 per liter," ujarnya di Jakarta, Kamis (21/7).Kenaikan itu, menurut Tony setidaknya bisa meredam anggaran subsidi yang digelontorkan pemerintah untuk BBM bersubsidi
BACA JUGA: Mulai Agustus, Para PNS Disuruh Hemat Energi
"Ya, ditahan tidak sampai Rp 125 triliun," katanyaIa menyatakan pemerintah tak usah terlalu khawatir jika BBM bersubsidi dinaikkan bisa mengerek inflasi, Tony optimistis, tidak akan sampai mengubah laju inflasi di bawah enam persen
BACA JUGA: Operasi Blok Gas Suban Dihentikan
"Sekarang inflasi sudah satu persenPada akhir Juli nanti inflasi akan satu persen, demikian pula dengan DesemberJadi, total tiga persen ditambah kenaikan BBM, inflasi akan naik satu persen, sehingga total menjadi empat persenKalau ada kenaikan harga BBM Rp 1.000, total inflasi tetap di bawah enam persen," paparnya.Sebelumnya, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Firmanzah juga mengatakan, pemerintah bisa menaikkan harga BBM secara bertahap ketimbang memilih opsi penerapan penghematan atau pembatasan BBM bersubsidi"Pemerintah seharusnya tegas dengan kebijakan menaikkan harga BBM, sehingga tidak ada wacana-wacana lain mengenai BBM," ungkapnya.
Hanya, momentum menaikkan harga saat ini kurang tepat karena menjelang Ramadhan dan hari raya Idul Fitri dimana kebutuhan masyarakat meningkatMenurutnya, kenaikan bisa dilakukan setelah itu dengan besaran Rp 500 per literSejatinya, secara ekonomi, memang butuh menaikkan harga BBM, namun dalam hal ini unsur politisnya jauh lebih kental(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaga Stok Ramadan, Mendag Libatkan Pemda
Redaktur : Tim Redaksi