jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengaku selalu memberikan jaminan keamanan kepada investor yang berniat menanam investasi di Indonesia.
Pria asal Kediri, Jawa Timur, itu juga menggaransi iklim investasi tetap aman pada tahun politik.
BACA JUGA: Buah-buahan Bisa Tingkatkan Kesejahteraan Warga NTB
“Itu saya lakukan sejak masih menjabat panglima TNI. Kini, sebagai Kepala Staf Kepresidenan, saya memiliki akses yang semakin luas untuk bisa menjamin stabilitas ekonomi dan politik,” kata Moeldoko saat menerima 21 duta besar negara-negara Uni Eropa di ruang rapat utama Bina Graha, Kantor Staf Presiden, Senin (12/3).
Dalam kesempatan itu, dia juga mengajak para investor tidak ragu berinvestasi di Indonesia.
BACA JUGA: Moeldoko Yakin NTB Bisa Menjadi Pusat Ekonomi Dunia
“Kedewasaan politik rakyat Indonesia bisa dilihat dalam pelaksanaan pilkada DKI lalu. Setelah usai pemilihan gubernur yang sangat gegap gempita, very noisy, semua pihak akhirnya bisa menerima hasil pemilihan kepala daerah,” kata Moeldoko.
Mantan wakil gubernur Lemhanas itu menambahkan, istilah tahun politik yang bisa terkesan menakutkan sebaiknya tak banyak dipakai lagi.
BACA JUGA: Kecewa Berat, Jokowi: Maret Ini Akan Saya Ubrak-Abrik
“Kita sepakat menggunakan istilah bahwa 2018 dan 2019 ini merupakan tahun pesta demokrasi,” tambah Moeldoko.
Dia menjelaskan, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memiliki perhatian yang kuat pada pengurangan angka rasio gini atau tingkat ketimpangan ekonomi penduduk Indonesia.
“Presiden Jokowi meletakkan asas keadilan nomor satu dalam paradigma pembangunan. Kalau kita lihat peta, saat ini arah pembangunan bergeser dari semula bertumpu ke Jawa, Sumatera dan Kalimantan, kini bergeser ke timur,” papar Moeldoko.
Moeldoko menjelaskan, harga bahan bakar minyak di Papua sudah sama dengan harga BBM di Jawa. Sementara itu, harga semen turun signifikan.
“Dari semula Rp 1,5 juta per sak, kini jadi Rp 400 ribu untuk tiap saknya,” kata Moeldoko.
Dia menjelaskan, pembangunan infrastruktur tak hanya memiliki arti pembangunan fisik, tapi juga harus dimaknai secara nonfisik.
“Sebab, di dalam pembangunan infrastruktur juga akan membangun wawasan kebangsaan, cinta tanah air, serta mengomunikasikan daerah yang sulit dijangkau menjadi mudah dijangkau. Dengan pembangunan infrastruktur, kue pembangunan semakin merata, terutama di daerah-daerah tertinggal,” urai Moeldoko.
Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guérend mengapresiasi pertemuan ini, terutama atas berbagai topik yang dijawab dengan gamblang oleh Moeldoko dan jajarannya.
“Kami ingin belajar banyak dari Indonesia sebagai negara yang kuat dalam demokrasi, serta memiliki toleransi tinggi antar penduduknya,” kata diplomat asal Prancis itu. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Moeldoko Ajak Generasi Muda Optimistis dan Inovatif
Redaktur & Reporter : Ragil