Pemerintah Gelontorkan Rp 72 Miliar untuk Bayar Influencer, Begini Respons DPR

Jumat, 28 Februari 2020 – 19:30 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian. Foto: Humas DPR

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian merespons kebijakan pemerintah menggelontorkan dana ratusan miliar untuk menggenjot sektor wisata nasional. Di mana uang senilai Rp 72 miliar di antaranya akan dikucurkan untuk membayar influencer alias pendengung kelas dunia.

"Menurut saya hal itu sudah tepat. Pariwisata adalah sektor yang memiliki efek pengganda sangat besar. Jika sektor pariwisata turun, akan banyak sekali masyarakat yang terdampak negatif dan oleh karena itu langkah-langkah penyelamatan harus dilakukan," ucap Hetifah kepada JPNN.com, Jumat (28/2).

BACA JUGA: Dorong Sektor Pariwisata, Pemerintah Gelontorkan Dana Rp 72 Miliar untuk Jasa Influencer

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 298,5 miliar untuk menggaet wisatawan mancanegara. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan asing yang saat ini lesu karena virus corona.

Duit ratusan miliar itu akan dialokasikan untuk airlines dan agent dalam bentuk diskon khusus atau insentif sebesar Rp 98,5 miliar. Anggaran promosi Rp 103 miliar, kegiatan turisme Rp 25 miliar, serta media relation dan influencer sebanyak Rp 72 miliar.

BACA JUGA: Perlambatan Ekonomi Bisa Ancam Pariwisata Hingga Investasi

"Saya kira anggaran sebesar itu tidak tergolong besar untuk skala nasional. Jumlah ini tidak ada apa-apanya dengan dampak ekonomi dan devisa yang akan kita dapat," ucap politikus Golkar ini.

Sebagai catatan, Hetifah menyarankan agar pemerintah membuat skema cost-benefit. Dalam arti, berapa cost yang dikeluarkan pemerintah, dan berapa benefit yang diperkirakan akan didapatkan oleh masyarakat dalam satuan monter.

"Sebab, sektor pariwisata ditujukan sebagai penghasil devisa (income generating sector). Berbeda dengan pendidikan misalnya, yang benefitnya tidak bisa kita ukur dalam bentuk uang," kata dia.

Salah satu yang menjadi sorotan publik adalah adanya anggaran Rp 72 miliar untuk media dan influencer dalam mempromosikan pariwisata. Anggaran tersebut menurut Hetifah, merupakan strategi promosi yang efektif.

"Sekarang semua orang di tangannya memegang smartphone, dan itulah sumber-sumber utama informasi. Bayangkan jika anggaran sebesar ini digunakan untuk berpromosi melalui influencer-influencer kelas dunia, berapa besar gelombang wisatawan akan masuk," tuturnya.

Namun demikian, dia meminta pemerintah harus benar-benar cermat memetakan influencer mana yang berpengaruh untuk segmen mana. Hal itu harus sesuai dengan target wisatawan yang diinginkan pemerintah.

"Apakah dari Amerika atau Eropa, rentang umur, average incomenya, itu pasti berbeda-beda influencer-nya. Harus dipastikan bahwa tepat sasaran agar anggaran efektif dan efisien," tegas legislator asal Kalimantan Timur ini.

Selain itu, tambahnya, perlu menjadi catatan pula bagaimana agar pengamanan kita terkait virus corona ditingkatkan, terutama dengan adanya scanning di pintu-pintu masuk wisatawan mancanegara.

"Kemudian penargetan turis asing juga dikhususkan ke negara-negara yang tidak terdampak corona, jangan sampai turis membawa virus masuk," katanya. (fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler