jpnn.com - SURABAYA – Harga gula lelang petani merosot seiring asuknya 100 ribu ton gula kristal putih impor. Saat ini harga gula petani berkisar Rp 11 ribu per kilogram. Angka itu turun dari Rp 12 ribu pada bulan lalu.
Sekjen DPN Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Nur Khabsyin menyatakan, harga turun karena pengalihan impor 267 ribu ton raw sugar dari PTPN dan RNI kepada Bulog.
BACA JUGA: 3 Faktor Utama Penentu Bisnis Properti
’’Kami khawatir harga lelang gula tani terus merosot. Sebab, stok gula bertambah menjelang puncak musim giling,” terangnya.
Dia menyebutkan, harga lelang gula petani Rp 11 ribu mendekati biaya pokok produksi (BPP) gula petani Rp 10.600 per kilogram. Anomali cuaca mengakibatkan rendemen tebu turun menjadi 6,5 persen.
BACA JUGA: Program GP3K Tingkatkan Produksi Hasil Pertanian
Penurunan harga dan rendahnya rendemen gula membuat petani merugi. Kekecewaan petani tersebut diyakini berimbas pada produksi gula 2017. ’’Petani baru bisa untung kalau rendemen 8,5 persen dan produksi tebu 85 ton per hektare,” paparnya.
Lantaran banjir impor, suplai gula tahun ini diprediksi berlebih. Dengan kebutuhan gula konsumsi 2,7 juta ton dan produksi 2,4 juta ton, defisit hanya 300 ribu ton.
BACA JUGA: Perusahaan Smelter Nilai Pemerintah Tak Konsisten
Sementara itu, izin impor, baik raw sugar maupun white sugar, mencapai 1,126 juta ton. ’’Ada kelebihan 826.000 ton. Ditambah kelebihan impor gula rafinasi mencapai 600 ribu ton. Jadi, tahun ini kami banjir gula,’’ tuturnya.
Nur menilai impor gula tidak tepat. Sebab, harga gula di pasaran terbilang wajar. Bila bertujuan meningkatkan stok penyangga, lanjut dia, waktunya tidak tepat. Sebab, impor seharusnya dilakukan setelah musim giling. ’’Jadi, bisa diketahui berapa defisit gula,’’ lanjutnya. (res/c5/noe/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BCA Anggap KPR Tumbuh 10 Persen Sudah Bagus
Redaktur : Tim Redaksi