Pemerintah Harusnya Pangkas Proyek Listrik 35 Ribu Megawatt

Sabtu, 31 Oktober 2015 – 14:59 WIB
Ilustrasi APBN/

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat ekonomi Didik J Rahcbini mengkritisi APBN 2016 yang baru saja disetujui DPR RI kemarin. Menurutnya APBN 2016 tidak mencerminkan kondisi ekonomi Indonesia yang sedang lemah.

Didik mengatakan, dalam kondisi ekonomi sulit pemerintah harusnya selektif dalam memilih proyek-proyek yang akan dijalankan. Proyek yang terlalu membebani keuangan negara sebaiknya dipangkas.

BACA JUGA: Siap Berikan Pelatihan Terhadap 91 WNI yang Overstay dari Kuwait

"Di masa lalu yang rasional dan paham ekonomi itu project ekonomi yang berimplikasi pada APBN itu dipotong-potong, tapi sekarang malah ditambah-tambah," kata Didik dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (31/10).

Didik mencontohkan target pengadaan listrik 35 ribu watt sebagai salah satu program yang seharusnya dipangkas pemerintah. Menurutnya, pembangunan pembangkit listrik lebih baik dilakukan dalam kondisi ekonomi sehat. Pasalnya, sebagian besar komponen yang digunakan dalam proyek itu harus diimpor.

BACA JUGA: BUMN Diimbau Tidak Hanya Bergantung Pada PMN

"Pembangkit listrik 35.000 Megawatt di mana semua komponen impor dari Cina satu sampai dua tahun ini sebaiknya dikurangi. Nanti target dinaikkan lagi setelah ekonomi sudah tumbuh," papar dia.

Alasan lain pemerintah harusnya berhemat, lanjut Didik, adalah penerimaan pajak tahun ini yang masih jauh dari realiasasi. Dia khawatir hal yang sama akan kembali terjadi tahun depan. Mengingat kondisi ekonomi diprediksi tak banyak berubah.

BACA JUGA: Polisi Tahan 24 Provokator Demo di Depan Istana

"Kalau ini tidak berjalan maka akan terjadi komplikasi lagi bagaimana (mengatasi) defisit kekurangan short pajak itu," pungkasnya. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemanggilan JK ke Pansus Pelindo II Bisa jadi Bumerang buat PDIP


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler