Pemerintah Jangan Persulit Produsen Gula Tradisional

Minggu, 27 Agustus 2017 – 18:06 WIB
Petani tebu. Ilustrasi Foto: Suryanto/Radar Sidoarjo/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo mengatakan pemerintah harus menyikapi serius ihwal menumpuknya ribuan ton gula hasil petani berbagai daerah.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan pemerintah harus segera mencari jalan keluar demi kelangsungan hajat hidup para petani tebu.

BACA JUGA: PPN 10 Persen Dicabut, Petani Tebu Apresiasi Cak Imin

"Regulasi yang dikeluarkan harus memudahkan dan menguntungkan petani," tegasnya, Minggu (27/8).

Selain mencabut pajak pertambahan nilai (PPN), pemerintah juga harus memberi kelonggaran terkait standar nasional Indonesia (SNI).

BACA JUGA: APTRI Minta Menteri Perdagangan Evaluasi HET Gula Tani

Pada prinsipnya gula bukanlah sesuatu yang berbahaya untuk dikonsumsi, kecuali bagi pengidap penyakit gula.

"Karena itu, pemberian label SNI harus lebih fleksibel," ujarnya.

BACA JUGA: APTRI Sebut Harga Gula Rp 12.500 per Kilogram Bikin Miskin Petani Tebu

Edhy mengatakan, jangan hanya karena warna gula sedikit kuning langsung dinyatakan tidak SNI dan pabriknya ditutup.

Pemerintah perlu arif dan bijaksana bahwa rata-rata pabrik milik petani sudah berusia tua dan kalah oleh pihak swasta yang alatnya lebih modern.

"Pemerintah seharusnya mengajak diskusi dan memberikan edukasi kepada petani, bukannya langsung mengeksekusi," ungkapnya.

Edhy menambahkan, pemerintah juga harus memiliki neraca kebutuhan gula yang tepat dan jelas agar dapat memprediksi kebutuhan dan menjaga stabilitas harga.

Gula hasil petani pun harus disesuaikan harganya agar bisa bersaing dengan produk impor.

"Sangat ironis bila gula hasil impor bisa laku di pasaran, sementara gula hasil petani kita sendiri tak laku dan menumpuk di gudang," katanya.

Apalagi ada dugaan gula impor sudah menyasar konsumen gula petani.

Kalau kondisinya terus menerus seperti ini lebih baik pemerintah jangan melakukan impor gula sebelum milik petani lokal laku di pasaran.

"Baik di sektor industri hingga kebutuhan rumahan," ungkanya.

Dia menegaskan, pemerintah harus pro kepada rakyat. Kebijakan yang dikeluarkan harus memikirkan hajat hidup petani.

Jika petani gula merasakan hal seperti ini terus menerus, bisa berdampak tidak produktivitas, ekenomi dan daya beli petani menjadi lemah, serta berpeluang menambah angka kemiskinan.

"Presiden Jokowi pernah berjanji akan membangun 10 pabrik gula baru saat kampanye lalu. Sampai saat ini jangankan satu pabrik tercipta, pabrik yang lama saja tidak diperhatikan, dan hajat hidup petani gula semakin tertekan karena kesulitan dalam pemasaran. aSekali lagi, penguasa harus berpihak kepada kaum tani," tegasnya.

Dia memastikan Fraksi Gerindra akan tetap mengawal hajat hidup para petani karena partainya lahir dan berdiri salah satunya karena dukungan kaum tani. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Petani Tebu Desak Pemerintah Tekan Impor Gula


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler