Pemerintah Jangan Terjebak di Bisnis Transportasi Taksi

Rabu, 05 April 2017 – 19:23 WIB
GoJek. Foto: JPG

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah disarankan tidak terlalu jauh ikut campur dalam pengaturan bisnis taksi.

Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati, menyatakan pemerintah cukup menetapkan aturan main yang jelas mengenai taksi konvensional dan online.

BACA JUGA: Biadab, Sopir Taksi Online Dihajar Hingga Sekarat

“Soal aktivitasnya serahkan saja pada mekanisme pasar, kalau pemerintah ikut campur juga akan terjadi distorsi,” ujar Enny saat dihubungi di Jakarta, Rabu (5/4).

Jika pada akhirnya masyarakat lebih memilih memanfaatkan jasa taksi berbasis online, pelaku usaha otomatis akan menyesuaikan diri dengan dinamika tersebut dan menyesuaikan dengan pasar.

BACA JUGA: Langkah Kemhub Diacungi Jempol, Akomodir Harapan Publik

Menurutnya, kolaborasi taksi online dan konvensional yang terjadi belakangan ini adalah salah satu contohnya. Kolaborasi ini akan meningkatkan keuntungan investasi kedua perusahaan.

Kerja sama dilakukan lantaran dua pelaku bisnis menyadari potensi keuntungan yang bisa didapatkan.

BACA JUGA: Menhub Dukung Kolaborasi Blue Bird dan Go-Jek

“Kalau tidak ada keuntungan pelaku bisnis pasti tidak akan mau,” ujar Enny.

Menurut Enny, kerja sama itu merupakan dinamika pasar yang biasa terjadi di kalangan dunia usaha.

Jika pengusaha melihat potensi bisnis, mereka secara otomatis berusaha menyesuaikan dengan apa yang dibutuhkan pasar. “Contoh Blue Bird sudah (bekerja sama dengan GO-JEK). Itu pasti karena ada permintaan masyarakat,” imbuhnya.

PT Blue Bird Tbk (BIRD) — pengelola taksi Blue Bird — baru saja mengumumkan kolaborasi dengan PT Go-jek Indonesia, pengelola Go-Car.

Blue Bird dan Go-Jek meluncurkan layanan Go-Bluebird yang memungkinkan masyarakat memesan taksi Blue Bird secara khusus dalam aplikasi Go-Jek.

Sebelumnya, pelanggan Go-Jek hanya bisa mendapatkan taksi Blue Bird dari menu Go-Car.

Riset PT Bahana Securities sebelumnya juga memperlihatkan kolaborasi antara Blue Bird dengan Go-Jek akan meningkatkan internal rate of return (IRR).

Ini adalah salah satu indikator untuk mengukur efisiensi dan tingkat keuntungan investasi internal.

Analis Bahana, Gregorius Gary dalam risetnya menghitung IRR per satu unit taksi Blue Bird pasca kolaborasi dengan GoJek akan meningkat menjadi 19,9% dari sebelumnya 12,4%.

“Program ridesharing Blue Bird-Go-Jek akan menghasilkan keuntungan yang berkesinambungan untuk Blue Bird dan meningkatkan tingkat penggunaan (utilisasi) armada,” tulis Gregorius.

Menurut dia, kolaborasi ini juga akan mengubah pola hubungan antara kedua perusahaan dari sebelumnya pesaing menjadi penyuplai armada taksi.

Pola ini akan membawa dua keuntungan sekaligus bagi kedua belah pihak.

Bagi Blue Bird akan terjadi peningkatan nilai ekonomi karena mereka memperoleh pendapatan dari pengguna Go-Jek. Sementara bagi Go-Jek, akan terjadi perluasan jumlah taksi sehingga menambah tingkat ketersediaan armada.

Kolaborasi antara GoJeK dan Blue Bird mendapat apresiasi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Budi berpendapat, model kolaborasi tersebut bisa menjadi solusi untuk menjawab kebutuhan masyarakat di tengah persoalan yang muncul terkait transportasi online dan transportasi konvensional.

“Kolaborasi seperti ini diharapkan bisa ditiru perusahaan taksi lain karena pasti dampaknya positif,” ujar Budi saat pengumuman kerja sama Blue Bird - Go-Jek di Hotel Borobudur.

Dia mengatakan, kolaborasi seperti yang dilakukan dua perusahaan bakal menjadi kerja sama yang saling menguntungkan.

Dia berharap kerja sama seperti ini bisa menghapus dikotomi antara transportasi online atau transportasi konvensional.

Menurut dia, semua jenis transportasi yang ada mesti membawa keuntungan bagi semua pihak. Dengan begitu, masyarakat akan mendapatkan keuntungan karena tersedianya jasa transportasi. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Setujui Revisi Permenhub soal Taksi Online


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler