jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan tarif listrik di Indonesia cukup terjangkau dibandingkan negara-negara lain di kawasan regional ASEAN.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan pemerintah pun akan mempertahankan besaran tarif listrik tersebut.
BACA JUGA: Kritik Pedas Mufti Anam Buat PLN, Ada Kata Dimanja Sampai Tarif Listrik Termahal
Menurutnya, pemerintah ingin memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga meski ada dampak geopolitik global.
"Kami pastikan tarif listrik di Indonesia masih tergolong murah dibandingkan negara-negara lain di regional ASEAN," ujar Agung.
BACA JUGA: Ada Kabar baik soal Tarif Listrik dan BBM dari Sri Mulyani, Alhamdulillah
PLN memerinci tarif listrik rata-rata di Indonesia saat ini untuk pelanggan rumah tangga nonsubsidi (tariff adjustment) adalah sebesar Rp 1.445 per kWh.
Tarif tersebut lebih murah dibandingkan pelanggan rumah tangga di Thailand yang mencapai Rp 1.597 per kWh, Vietnam Rp 1.532 per kWh, Singapura Rp 2.863 per kWh, dan Filipina Rp 2.421 per kWh.
BACA JUGA: PLN Utak-Atik Subsidi, Tarif Listrik Bakal Naik?
Agung juga menilai untuk golongan bisnis menengah pada tegangan rendah, tarif listrik di Indonesia ditetapkan Rp 1.445 per kWh, juga lebih murah dibandingkan di Thailand Rp 1.413/kWh, Filipina Rp 1.636/kWh, Malaysia Rp 1.735/kWh, Vietnam Rp 1.943/kWh, dan Singapura Rp 2.110/kWh.
Tarif golongan bisnis besar pada tegangan menengah, tarif listrik di Indonesia merupakan yang termurah se-ASEAN, yakni Rp 1.115/kWh. Sementara, di Singapura mencapai Rp 2.063/kWh, Vietnam Rp 1.787/kWh, Filipina Rp 1.603/kWh, Thailand Rp 1.370/kWh, dan Malaysia Rp 1.227/kWh.
"(Besaran tarif, red) ini sebagai langkah stimulus pemerintah guna menggaet investor untuk memperbaiki iklim bisnis di Indonesia di tengah pandemi," jelas Agung.
Agung menyebut tarif listrik untuk pengguna industri menengah sebesar Rp 1.115/kWh, yang lebih murah daripada tarif di Singapura Rp 1.922/kWh, Filipina Rp 1.567/kWh dan Vietnam Rp 1.117/kWh.
Tarif di Indonesia itu sedikit di atas Malaysia yang Rp 1.060/kWh dan Thailand Rp 991/kWh.
Adapun tarif industri besar di Indonesia yang sebesar Rp 997/kWh, hanya sedikit lebih tinggi dibanding Thailand Rp 990/kWh dan Malaysia Rp991/kWh.
"Untuk kelas industri besar Singapura mematok tarif lebih tinggi dari Indonesia yakni Rp 1.863/kWh, demikian pula Filipina yang Rp 1.559/kWh dan Vietnam Rp 1.060/kWh," tegas Agung. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul