jpnn.com, BATAM - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus memperkuat pemahaman masyarakat perbatasan tentang potensi ancaman radikalisme dan terorisme.
Salah satu caranya dengan menggelar dialog pencegahan radikalisme terorisme di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Kamis (22/11).
BACA JUGA: Kepala Daerah Punya Peran Penting Cegah Terorisme
Dalam kesempatan itu Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Hamli mengajak tokoh-tokoh dan seluruh elemen masyarakat teribat aktif dalam mencegah terorisme dan radikalisme.
“Tokoh-tokoh agama harus bisa meng-counter narasi-narasi yang dikembangkan penganut radikalisme dan terorisme. Bagaimanapun mereka telah membajak agama untuk kepentingannya,” ujar Hamli.
BACA JUGA: Cegah Terorisme, Perkuat Koordinasi dan Kemampuan Aparat
Mantan Kabagops Polri itu menambahkan, proses menjadi teroris tidak berjalan instan.
Benih-benih muncul dari sikap intoleransi terhadap orang lain yang kemudian berkembang menjadi ekstrem dan radikal.
BACA JUGA: Pemda Harus Aktif Cegah Radikalisme dan Terorisme
“Dinamikanya bervariasi. Bisa karena ideologi, dendam, pengaruh lingkungan dan juga karena solidaritas komunal,” ungkap Hamli.
Dalam kesempatan yang sama, Kurnia Widodo menceritakan pengalamannya selama bergabung dengan jaringan terorisme.
“Mereka memutarbalikkan dalil-dalil agama untuk kepentingannya. Padahal jelas itu sangat bertentangan dengan Islam. Saya baru sadar setelah saya menjalani proses panjang, setelah sempat tersesat dalam ajaran radikalisme dan terorisme,” kata Kurnia. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia - AS Perkuat Kerja Sama Penanggulangan Terorisme
Redaktur & Reporter : Ragil