Pemerintah Pangkas Subsidi KUR Rp 1 Triliun

Minggu, 18 September 2016 – 01:54 WIB
Ilustrasi. Foto: Jawa Pos.Com

jpnn.com - JAKARTA – Pemerintah akan memangkas subsidi bunga kredit usaha rakyat menjadi Rp 9,5 triliun pada 2017 mendatang. Saat ini, besaran subsidi KUR mencapai Rp 10,5 triliun.

Pemangkasan dilakukan karena serapan subsidi KUR tahun ini diprediksi hanya separuh dari pagu Rp 10,5 triliun. ’’Kami kan melihat realisasi,’’ kata Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo di Jakarta kemarin (16/9).

BACA JUGA: Defisit APBNP 2016 Bengkak, Target Penerimaan Pajak Meleset

Menurut dia, saat ini penyerapan subsidi bunga KUR baru terealisasi Rp 1,5 triliun. Tingkat bunga KUR telah dipatok sembilan persen.

Hingga akhir tahun, penyerapan subsidi KUR diperkirakan hanya Rp 5 triliun. ’’Kami mencoba untuk tetap bisa mencapai target (penyerapan subsidi bunga KUR, Red) Rp 10,5 triliun,’’ jelasnya.

BACA JUGA: Bright Gas Semakin Jadi Primadona

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menilai, secara global, penyaluran KUR tidak mengecewakan. Namun, jika dilihat realisasinya hingga 31 Agustus, sebagian besar kredit KUR dinikmati sektor perdagangan besar dan eceran dengan porsi 68 persen.

Sementara itu, sektor pertanian, termasuk perkebunan dan kehutanan, hanya menyerap 15,51 persen. Penyerapan kredit sektor lainnya bahkan lebih kecil lagi. Sektor jasa hanya menyerap 10,86 persen, industri pengolahan (4,49 persen), dan perikanan (1,15 persen).

BACA JUGA: Digitalisasi di AirAsia Terbukti Dahsyat

’’Padahal, pemerintah berharap KUR menyasar kredit mikro, petani, nelayan, dan peternak,’’ ucapnya.

Kendala utama realisasi KUR ke sektor pertanian adalah minimnya sumber daya manusia bank yang mampu menjangkau calon debitur di bidang pertanian. Hal itu berbeda dengan sektor perdagangan yang lebih mudah dijangkau.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad menyarankan pemerintah melakukan pendekatan berbeda untuk meningkatkan realisasi KUR di luar sektor perdagangan. Salah satunya, memberikan alokasi KUR khusus.

Berdasar kajian OJK terhadap debitur di tiga bank BUMN penyalur KUR, 58,30 persen merupakan debitur baru.

Sementara itu, 23,73 persen merupakan debitur switching dari KUR skema lama serta 17,97 persen merupakan debitur switching dari kredit komersial. ’’Tahun depan yang switching harus dikurangi,’’ tegas Darmin.

Hingga bulan ini, penyaluran KUR mencapai 65 persen di antara target penyaluran Rp 120 triliun.

Penyaluran tersebut meliputi kredit mikro Rp 44,7 triliun dan ritel Rp 20,5 triliun. Sementara itu, penempatan tenaga kerja Indonesia baru terealisasi Rp79,5 miliar. (dee/c22/noe/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara KemenPU Mendukung Percepatan Pembangunan Pariwisata


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler