jpnn.com, MESUJI - Pemerintah Kabupaten Mesuji, Lampung, mencoba memperluas akses kredit usaha rakyat (KUR) kepada petani Desa Sungai Badak, Kecamatan Mesuji.
Pasalnya, dengan lahan 1.500 hektare dan 1.000 petani masih banyak yang belum mendapatkan akses permodalan.
BACA JUGA: Kementan Ajak Petani Lampura Gunakan Asuransi Pertanian
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyebut banyak pencapaian sejak penerapan asuransi pertanian.
Menurutnya, dengan mengikuti asuransi pertanian ini maka petani merasa aman untuk berproduksi.
BACA JUGA: Di Tengah Pandemi COVID-19, Petani Australia Justru Panen Duit
"Kami tidak ingin kalau kena bencana alam seperti banjir, kekeringan, bencana alam, atau sapi yang mati itu menyebabkan petani yang rugi," kata Mentan SYL, Rabu (3/3).
Setelah bergabung dalam sebuah kelompok tani dan memahami manfaat jaminan kerugian yang didapat dari program asuransi pertanian, maka petani bisa segera mendaftarkan diri.
BACA JUGA: BPS: Waspadai Potensi Gagal Panen Padi 2021
Namun, waktu pendaftaran biasanya paling lambat berlangsung 30 hari sebelum musim tanam dimulai.
"Untuk mendaftarkan diri, petani juga akan mendapat pendampingan khusus dari petugas UPTD Kecamatan serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)," ujar Mentan SYL.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan program asuransi usaha tani padi (AUTP) ini hanya mewajibkan petani membayar Rp 36.000 per hektare per musim tanam, sementara sisanya Rp 144.000 ditanggung pemerintah.
"Preminya murah karena dapat subsidi dari pemerintah, jadi hanya Rp 36 ribu per hektare dari aslinya Rp 180 ribu,” kata Sarwo Edhy.
Bila terjadi gagal panen akibat hama, kekeringan, dan banjir, maka petani bisa mendapatkan ganti rugi sebesar Rp 6 juta per hektare.
“Sayang sekali kalau petani tidak ikut. Karena jika mereka gagal panen, kan ada uang yang akan cair Rp 6 juta per hektare. Ini kan sangat membantu petani," ungkapnya.
Menurut Sarwo, adanya tren positif peserta AUTP dikarenakan pelaksanaan asuransi pertanian yang bekerja sama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) ini memberikan berbagai keuntungan bagi petani maupun peternak.
Bukan hanya nilai premi yang dibayarkan petani cukup murah, tetapi juga memberikan ketenangan dalam berusaha.
“Petani dan peternak makin mengerti manfaat dan peluang dari asuransi ini. Hanya dengan seharga satu bungkus rokok, petani dan peternak bisa tidur tenang. Petani tidak tahu lahannya rusak terkena banjir, kekeringan atau terserang hama penyakit,” tuturnya.
Kepala Perekonomian dan Pembangunan Mesuji Arif Arianto menjelaskan, kredit usaha rakyat (KUR) Pertanian yang ditawarkan kepada petani memiliki bunga hanya 6 persen per tahun.
"Sistem pembayarannya musiman, jadi setelah panen baru mereka bayar ke bank. Tenggang waktunya pun sesuai dengan komoditas yang ditanam," jelas Arif.
Oleh karena itu, pihaknya akan memfasilitasi petani dengan perbankan dalam menghadapi musim tanam.
Dia memastikan semua perbankan di Mesuji siap ikut andil dalam KUR Pertanian tersebut.
"Sejauh ini kesulitan modal menjadi masalah utama petani. Ke depannya bukan hanya padi, tetapi perkebunan juga bisa," ungkapnya.
Kepala Unit BRI Brabasan Lukman menjelaskan bank BUMN itu siap mendukung program KUR pertanian.
BRI sebagai salah satu bank penyalur siap mendanai permodalan petani di Desa Sungai Badak.
“Kami siap biayai dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian," jelasnya. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy