JAKARTA - Pemerintah akhirnya buka suara soal kongres PSSI yang "terbengkalai" Jumat lalu (20/5)Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng mengatakan, pemerintah kini berusaha mencari solusi terbaik dari opsi-opsi yang ada
BACA JUGA: Sapu Bersih Lawan Rusia
Menurut Andi, saat ini pemerintah menjalin komunikasi dengan semua pihak
BACA JUGA: Tiga Tim Buru Sejarah
"Saya sudah bicara dengan Pak Agum Gumelar (ketua KN, Red) dan Bu Rita Subowo (ketua KONI/KOI, Red) serta berkomunikasi dengan Dubes di Swiss, FIFA, dan lainnya," tutur Andi kepada Jawa Pos tadi malam"Tujuan kami saat ini adalah jangan sampai ada sanksi dari FIFA
BACA JUGA: Qatar Terancam, Australia Cari Peluang
Tapi, saya belum bisa katakan opsi-opsi apa saja yang kini disiapkanSemua masih terus kami kaji," lanjutnyaSalah satu hal yang saat ini dipikirkan, tambah mantan juru bicara kepresidenan tersebut, apakah mungkin PSSI menghelat kongres lagi secepatnya untuk melanjutkan kongres yang terhenti Jumat lalu"Tapi, sebelum kongres, terlebih dulu perlu ada kesepakatan tertentu yang bisa diterima semua pihak dan tentu juga FIFAKalau tidak, pasti deadlock lagi," beber Andi.
Agar ketegangan di antara pihak-pihak terkait yang sampai saat ini masih ada segera mencair, pemerintah juga berencana mempertemukan mereka di satu meja"Pemerintah sebenarnya tidak mau campur tanganTapi, dalam situasi begitu, kami harus ambil inisiatif," ungkap Andi
Menteri dari Makassar itu menyatakan bahwa pemerintah sebenarnya sudah turun tangan dengan memberikan jalan agar reformasi PSSI bisa berjalanSayang, setelah jalan terbuka, yang ditandai dengan turunnya Nurdin Halid dari jabatan ketua umum PSSI, situasi malah makin runyam karena banyak kepentingan yang sulit dipertemukan
Menpora juga menampik anggapan beberapa pihak bahwa pemerintah lambat dalam menyikapi kemelut di PSSI sehingga saat ini kondisinya kian ruwet"Sebenarnya, pemerintah sudah turun tanganTapi, soal memilih, pemerintah tentu tidak mau campur tanganYang pasti, FIFA juga harus mengerti kondisi di IndonesiaKondisi yang terjadi saat ini adalah produk persoalan panjang yang terjadi selama ini di PSSIPemerintah tidak terlambatPada titik-titik tertentu, pemerintah berada di depan," paparnya.
Bagaimana jika segala upaya sudah dilakukan, tapi FIFA tetap menjatuhkan sanksi untuk PSSI? "Kami lihat dulu sanksinya dan alasannyaSetelah itu, kami ambil langkah-langkahTapi, ada atau tidaknya sanksi, nanti harus tetap ada pemilihan pengurus PSSIPun, itu dilakukan lewat kongres yang pesertanya orang-orang tersebutJadi, sangat diperlukan langkah-langkah kompromi demi kepentingan bersamaKalau semua masih ingin menang dan bersikeras dengan kepentingan masing-masing, yang pasti tidak bisa," jelas dia.
Ketua KN Agum Gumelar menyatakan, meski harapannya tipis, KN tetap berupaya melobi FIFA agar tidak ada sanksi untuk PSSIAkhir Mei nanti, Agum akan terbang ke markas FIFA untuk menghadiri kongres FIFA yang dihelat pada 1 Juni"Saya akan melobi untuk bisa bertemu langsung dengan Presiden FIFA Sepp Blatter dan melaporkan apa yang terjadi di kongres laluSaya akan upayakan bertemu dengan presiden FIFA meski cuma 30 menitKami akan berjuang agar Indonesia tidak dikenai sanksi," ucap Agum
Kalaupun ada sanksi, mantan Ketum PSSI dan Ketum KONI itu berharap hukuman tidak terlalu berat"Kalau ada sanksi, jangan sampai itu ditetapkan di kongres FIFACukup di level exco sehingga tidak dibutuhkan waktu lama untuk dicabutKalau sanksi diputuskan dalam kongres, itu hanya bisa dicabut dalam kongres berikutnyaYaitu, satu tahun lagi," beber Agum
Menurut Agum, FIFA selalu memonitor semua yang terjadiKarena itu, terang dia, upaya tersebut juga bergantung semua pihak di tanah air"Mari kita hentikan caci makiJangan bikin statement yang bisa mengeruhkan suasanaSaya bersedia berkomunikasi dengan semua pihakTermasuk, mereka yang kemarin mencaci maki sayaSaya bersedia datang ke tempat mereka," ungkap Agum(ali/c11/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duo United Raih Award
Redaktur : Tim Redaksi