Qatar Terancam, Australia Cari Peluang

Minggu, 22 Mei 2011 – 19:55 WIB
Presiden FIFA Sepp Blatter . Foto: AFP/Samuel Shivambu

ZURICH - Status Qatar sebagai host Piala Dunia 2022 mulai digoyangItu terkait tudingan suap yang dilakukan Qatar kepada dua anggota komite eksekutif FIFA

BACA JUGA: Duo United Raih Award

Mereka dituduh menerima suap sebesar USD 1,5 juta atau setara Rp 12,8 miliar dalam proses pemilihan host Piala Dunia 2022.

Adalah surat kabar Inggris Sunday Times yang pertama mengungkap kebobrokan tersebut
Mereka mengajukan serentetan bukti kepada anggota parlemen di komisi budaya, media, dan olahraga.

Dari laporan tersebut, Damien Collins selaku anggota parlemen dari partai Konservatif langsung menuding kalau wakil presiden FIFA dari Kamerun Issa Hayatou dan anggota komite eksekutif dari Pantai Gading Jacques Anouma telah disuap oleh Qatar.

Hingga kini, FIFA masih melakukan penelusuran soal isu suap tersebut.  Namun, Presiden FIFA Sepp Blatter menegaskan bahwa status tuan rumah Qatar tidak akan digangu gugat.

"Jangan tanya kepada saya benar atau tidak, coba kita melalui langkah demi langkah

BACA JUGA: Pirlo Pergi, Hamsik Digoda

Sama seperti peradilan lainnya, kami tidak bisa menjawab pertanyaan yang berdasarkan pada jika, jika, dan jika," cetus Blatter seperti dilansir AFP.

Selain dua nama tersebut, ada beberapa nama lain yang diungkap mantan presiden FA (asosiasi sepak bola Inggris) Lord Triesman
Dia mengungkap bahwa ada empat anggota komite eksekutif FIFA lainnya yang meminta suap pada Inggris saat mengajukan host Piala Dunia 2018.

Triesman menyebut nama Jack Warner (Trinidad Tobago), Worawi Makudi (Thailand), Ricardo Teixeira (Brazil), dan Nicolas Leoz (Paraguay).  Mereka meminta uang pelicin untuk mengamankan ambisi Inggris menjadi hist Piala Dunia 2018.

Nah, meski FIFA belum mengambil keputusan, tapi Australia sudah menyiapkan diri jika nantinya status Qatar sebagai host dianulir.  "Bila FIFA mengambil keputusan untuk mereview keputusan itu, maka kami akan segera menyiapkan diri melakukan pencalonan ulang

BACA JUGA: Satu Kemenangan Krusial

Sampai saat ini masih hipotesis, FFA (asosiasi sepak bola Australia) akan menunggu prosesnya," kata Mark Arbib, menteri olahraga Australia.

Selain Australia, pesaing lainnya dalam pencalonan itu adalah Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan"Kami haru berhati-hati dalam membuat komentarYang pasti kami menyambut baik investigasi FIFA," lanjut Arbib(ham/bas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aduh, Red Bull Tetap Jauh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler