jpnn.com - JAKARTA – Kementerian ESDM akan memberikan insentif untuk kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) minyak dan gas. Namun, KKKS ialah yang menggarap blok-blok yang sebagian gagal dilelang pada tahun lalu.
Kementerian ESDM tentu tak mau gigit jari saat melelang 15 wilayah kerja (WK) migas tahun ini. Pemerintah hanya meminta 50 persen porsi bagi hasil. Pemerintah akan melihat kondisi ladang migas dan membandingkan tawaran dari bidder sebelum memutuskan pemenang.
BACA JUGA: Harga Supra Terbaru Rp 21,5 Juta
’’Semakin sulit bloknya, sharing split untuk government semakin rendah,’’ kata Direktur Pembinaan Hulu Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto, Jumat (27/5) kemarin.
Pemerintah, kata Djoko, menyadari dunia perminyakan di Indonesia sudah berubah. Harga minyak dunia sulit membubung seperti dua tahun lalu karena ongkos produksi minyak serpih (shale oil) dan gas serpih sangat murah.
BACA JUGA: Kinerja Menteri Amran Bikin DPR Kecewa
Selain itu, mayoritas blok migas yang ditawarkan berada di kawasan timur Indonesia yang kondisi dan infrastrukturnya lebih sulit dieksplorasi. Agar investasi lebih ekonomis, pemerintah bersedia mengalah.
Masukan dari investor juga dipertimbangkan. Misalnya, saat KKKS dibandingkan dengan Vietnam yang hanya meminta signature bonus USD 58 ribu, pemerintah meminta USD 40 juta.
BACA JUGA: Syarat Makin Berat, Penjualan Rumah Subsidi Ngadat
Djoko lantas mencontohkan Pertamina yang hanya diminta membayar signature bonus USD 100 ribu ketika menggarap Blok East Ambalat. ’’Bidder bebas menawar sharing split dan signature bonus. Pemerintah akan memilih pemenang berdasar penawaran terbaik,’’ katanya. (dim/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bulog Pasok 30 Ribu Ton Bawang Merah per Hari
Redaktur : Tim Redaksi