jpnn.com - JAKARTA – Penjualan rumah bersubsidi ternyata tak sesuai harapan. Saat ini, baru 20 ribu rumah yang sudah terjual. Padahal, saat ini sudah ada 40 ribu unit yang terbangun. Seretnya penjualan itu dikarenakan pembatasan kredit yang dilakukan perbankan.
Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo menyatakan, tahun ini pembangunan rumah bersubsidi ditargetkan 120 ribu unit.
BACA JUGA: Bulog Pasok 30 Ribu Ton Bawang Merah per Hari
Pengembang siap merealisasi hal itu. Tapi, pengembang meminta bank untuk melonggarkan kebijakan kredit pemilikan rumah (KPR). Eddy menyebut kondisi tahun ini berbeda dengan 2015 lalu.
Meski terjadi perlambatan kondisi ekonomi, semua rumah bersubsidi habis terjual pada tahun lalu. Karena itu, dia menduga faktornya bukan daya beli, tapi persyaratan bank. ”Bank makin ketat, mungkin takut banyak PHK,” kata Eddy, Jumat (27/5)/
BACA JUGA: 5 Komoditas Deflasi Hingga 25 Persen
Berdasar informasi yang dia terima, bank menetapkan syarat lebih ketat saat menerima pengajuan kredit oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah.
”Dulu syarat kurang-kurang sedikit masih bisa. Sekarang semua syarat harus dipenuhi. Memang bisa dipenuhi, tapi kami perlu waktu,” terangnya. (wir/jos/jpnn)
BACA JUGA: Sinergi BUMN, Giliran BGR Gandeng Sang Hyang Seri
BACA ARTIKEL LAINNYA... KRL Kerap Gangguan, Bu Rini dan Dirut KAI Dapat Surat Cinta
Redaktur : Tim Redaksi