jpnn.com - JAKARTA - Konsultan hukum sekaligus aktivis kemanusiaan Ursa Supit menjelaskan, pemerintah Indonesia memang terbilang beretika dalam mengeksekusi.
Masih ada rohaniwan dan keluarga yang diperbolehkan menjenguk. Berbeda dengan sejumlah negara yang main tembak seenaknya. Misalnya Nigeria, RRT, dan Iran. ”Lebih baik, tapi bukan berarti benar,” tuturnya, kemarin.
BACA JUGA: Jadwal Eksekusi tak Jelas, Terpidana Mati Dibikin Cemas
Namun menurut Ursa, hukuman mati sudah ditinggalkan sebagian besar negara karena sama sekali tidak berguna untuk masyarakat. ”Selain meninggalkan kesedihan, juga membuat masyarakat melihat adanya kekejaman yang dilakukan negara,” terangnya.
Dengan begitu, sebaiknya eksekusi mati ditunda selama mungkin, kalau bisa selama-lamanya. Hal tersebut tentu dimaksudkan untuk menghargai jiwa manusia sendiri dan tidak menimbulkan polemik hubungan luar negeri.
BACA JUGA: Jokowi: Jangan Sampai dari Sabang sampai Merauke Panen Bareng
”Mengapa harus mencari masalah bila bisa berdamai?” ucapnya. (idr/bil/c9/end)
BACA JUGA: Disindir JK Tidak Sportif, Ini Reaksi Denny Indrayana
BACA ARTIKEL LAINNYA... JK Didemo Aktivis Antikorupsi
Redaktur : Tim Redaksi