BACA JUGA: KPK Tenggat BP Migas Akhir Bulan
Ari diprediksi tidak lama lagi lengser dari jabatannyaBACA JUGA: Lima Juta Liter BBM Terbakar
Bahkan, info terkahir, nama-nama calon pengganti Ari sedang digodok Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)Menurut sumber koran ini di kalangan Istana Negara dan Pertamina, Sabtu malam sejumlah menteri berkumpul di kediaman SBY, kawasan Cikeas, Bogor
BACA JUGA: Pertamina Jamin Pasokan BBM Aman
Pertemuan terbatas itu, antara lain, membahas rencana penggantian Ari SoemarnoHadir dalam pertemuan itu, antara lain, Mensesneg Hatta Radjasa, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Men BUMN Sofyan Djalil, dan Komisaris Utama Pertamina Sutanto.Pertemuan juga membahas soal kelangkaan BBM dan kinerja PertaminaNamun, pembicaraan penggantian Ari mendapat porsi lebihSumber koran ini mengatakan, terdapat dua wacana yang berkembang soal Dirut baru PertaminaYakni, usul dari internal Pertamina (baik mantan maupun yang masih menjabat)Dan, kedua, dari eksternal (kalangan profesional)
Yang mengusulkan calon dari luar, antara lain, Men BUMN Sofyan DjalilSofyan mengusulkan dua nama, yaitu Kuntoro Mangkusubroto (mantan Mentamben) dan Erry Ryana Hardjapamengkas (mantan Dirut PT Timah dan mantan wakil ketua KPK)
Kuntoro saat menjabat dinilai kurang berhasil. Namun, saat memimpin BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi), Kuntoro dinilai cukup berhasilSedangkan Erry yang pernah menjabat wakil ketua KPK juga dinilai sebagai sosok yang tepat memimpin Pertamina
Sementara Komisaris Utama Pertamina Sutanto condong kepada calon dari lingkungan PertaminaSutanto yang mantan Kapolri itu mengusung tiga namaYaitu, Sony Sumarsono (mantan direktur umum dan SDM Pertamina), Maizar Rahman, (mantan gubernur OPEC untuk Indonesia), dan Achmad Faisal yang saat ini menjabat direktur pemasaran dan niaga Pertamina.
Dalam pertemuan itu, Sutanto berharap agar Pertamina diisi Dirut yang sudah biasa bekerja di PertaminaItu dilakukan agar di Pertamina tidak terafiliasi politik karena dikhawatirkan akan banyak kepentingan pihak luar menjelang pemilu mendatangSedangkan Hatta Radjasa yang dikonfirmasi lewat telepon seluler tidak menjawab.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi, Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil kembali menyatakan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina yang, rencananya, dilaksanakan Kamis depan (22/1) tidak membahas agenda evaluasi atau pergantian direksi’’(Agendanya) pembahasan RKAP saja,’’ ujarnya melalui pesan singkat kepada Jawa Pos kemarin.
Sebelumnya, Rabu pekan lalu (14/1) Sofyan mengatakan, hasil evaluasi kinerja direksi Pertamina menunjukkan hasil yang cukup positif’’Saya pikir, Pertamina makin hari makin bagusKeuntungannya juga cukup baik,’’ katanyaSementara reformasi di Pertamina melalui program transformasi juga dinilai cukup lancar’’Meskipun sebenarnya kami mengharapkan bisa bergerak lebih cepat lagi,’’ ucapnya.
Pertamina diminta untuk mengkaji ulang penerapan layanan peranti lunak MySAP 2005 yang dimulai Januari 2009 di seluruh tanah air karena ketidaksiapan sumber daya manusia (SDM)Alih-alih mampu mencatat secara terintegrasi proses akuntansi perusahaan, pergantian sistem teknologi informasi itu dari SAP ke MySAP 2005 menyebabkan kegiatan Pertamina terhenti
’’Pengalaman buruk berupa kelangkaan pasokan BBM ke sejumlah SPBU di tanah air beberapa waktu lalu mestinya menjadi contohPemaksaan sistem lama ke MySAP tanpa didukung SDM yang andal justru akan bermasalah di kemudian hari,’’ ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Demokrat Sutan Bhatoegana di Jakarta kemarin.
Sutan menegaskan, kegagalan sistem online MySAP yang menyebabkan pasokan dan distribusi BBM terganggu sebelumnya merupakan keteledoran Pertamina dan konsultan transformasi Pertamina, yaitu McKinsey CorpPerusahaan konsultan asal Amerika Serikat tersebut sebagai mitra Pertamina dalam penerapan teknologi akuntasi seharusnya sudah memikirkan secara matang dan mempersiapkan segala kemungkinan berkaitan dengan aplikasi MySAP
’’Kalau memang belum siap diterapkan, ya jangan dipaksakanPerlu uji coba yang matangKalau berhasil, (sistem itu) langsung disosialisasikanKalau belum, ya jangan diterapkan dulu,’’ jelas Sutan
Pakar teknologi informasi Onno WPurbo menjelaskan, aplikasi perangkat lunak enterprise resource planning (ERP) MySAP 2005 berisiko tinggi karena sering entry data tak diterima penggunaBahkan, di beberapa perusahaan yang telah mencoba SAP, implementasinya gagal meski dalam jangka waktu tahunan’’Padahal, SAP ini adalah sistem yang mahal investasinyaBisa jutaan dolar AS, tetapi kurang sesuai dengan business process penggunanya,’’ ujarnya
Menurut Onno, aplikasi perangkat lunak ERP MySAP 2005 akan berjalan optimal bila ada perombakan dari prosedur standar operasi (standard operating procedure/ SOP) perusahaanBagi perusahaan sekelas Pertamina, hal itu akan merepotkan’’Software akan jalan kalau prosedur dan manusianya siapKalau prosedur dan manusianya belum siap, ya percuma saja,’’ ujarnya
Dia mencontohkan, secara sederhana, untuk membiasakan bahwa surat elektronik (e-mail) adalah sebuah transaksi yang sama dengan faksimile atau telepon membutuhkan waktu bertahun-tahunApalagi, ini prosedur perusahaan yang sudah mapan hendak diganti menggunakan elektronik semua’’Tidak mungkinlah dalam tempo dua atau tiga bulanBelum lagi perlu ada percontohan dan sosialisasi terlebih dahulu bila mau diterapkan seluruhnya,’’ katanya
Direktur Center for Petroleum and Energy Economics Studies (CPEES) Kurtubi menilai, direksi Pertamina dan McKinsey terlalu memaksakan teknologi tersebut tanpa melakukan uji cobaPenerapan teknologi informasi MYSAP 2005 diujicobakan secara terbatas untuk daerah yang siap secara aplikatif guna menghindari kelangkaan BBM
Dia menyarankan, manajemen Pertamina mengevaluasi secara total penggunaan teknologi aplikatif tersebutJika masih bisa disempurnakan, teknologi itu bisa digunakanNamun, jika tidak bisa, Pertamina sebaiknya menggunakan teknologi yang selama ini dipakai agar pasokan BBM bisa lancar ke seluruh SPBU’’Hati-hati menerapkan sistem baru bila keandalannya belum teruji,’’ ujar dia.
Sumber di Pertamina yang mengetahui aplikasi sistem MySAP mengatakan, proyek ERP yang dipakai Pertamina saat ini adalah yang dibuat SAP, yaitu SAP R/3Pada Januari 2009, McKinsey dan HewlettPackard serta direksi Pertamina memaksakan migrasi SAP R/3 ke MySAP 2005’’Tak hanya SAP AG yang menyediakan sistem ERP, tetapi ada juga Oracle, D&B Software, IMRS, dan ComputronNamun, di antara sekian banyak perusahaan, produk SAP-lah yang terkemuka dan terbanyak digunakan perusahaan di dunia,’’ ujar sumber.
Menurut sumber, MySAP 2005 sebetulnya akan membantu perusahaan dalam manajemen jalur suplai, manajemen hubungan dengan konsumen, manajemen masa edar (life-cycle) produk, dan manajemen hubungan dengan penyuplaiMySAP 2005, misalnya, sebagai salah satu generasi dari SAP akan melengkapi solusi secara terintegrasi untuk analisis dan intelijen bisnisTermasuk manajemen usaha strategis dan keuangan, operasi, dan analisis kekuatan kerja
Pemilihan System-Analyse und Programmentwicklung (SAP) yang berasal dari Jerman itu, menurut sumber, karena lingkup kerja Pertamina yang luas dan besarKarena itu, mereka memerlukan perangkat lunak yang dapat membantu semua proses bisnis secara terintegrasi’’Namun, sekali lagi bahwa software ini sekadar tool yang membantu perusahaan dalam menjalankan bisnis, tetapi yang terpenting adalah proses bisnis yang didefinisikan di dalam sistem dan orang yang menjalankan sistem tersebut,’’ kata sumber
Selain itu, sistem yang baru tersebut akan memberikan kemudahan, terutama bagi pengusaha SPBUNanti pihak SPBU bisa memesan bahan bakar secara online dan terintegrasiJika telah ditindaklanjuti, pengiriman akan dilakukan tepat setelah pemesananSistem itu juga memudahkan pengusaha SPBU untuk melihat (DO)’’Intinya, sistem ini memungkinkan untuk memesan produk Pertamina kapan dan di mana saja,’’ ujarnya.
Sumber mengakui, sistem SAP telah diterapkan di Pertamina sejak 2003Tetapi dalam masa 2003–2006, sistem tersebut berjalan tidak optimumBerbagai kendala ditengarai menjadi penyebab’’Kalau genre-nya di-update mengikuti genre terakhir, yaitu MySAP 2005, masih juga terkendala, itu mungkin karena faktor SDM dan sosialisasi yang kurang,’’ bebernya.
Dikonfirmasi di tempat terpisah, juru bicara Pertamina Anang Rizkani Noor mengatakan, pihaknya sudah mengevaluasi dan memperbaiki sistem MySAP yang sebelumnya tidak berjalanMySAP hingga kini sudah bisa berfungsi normal untuk semua transaksi dan pelayanan online di seluruh SPBU tanah air.
’’Program ini memberikan kemudahan kontrol secara sentralistis dalam hal pasokan dan distribusi, termasuk perhitungan bujet dan evaluasi arus uang, terkait transaksi BBM dari SPBU, depo, Bank, dan Kantor Pusat Pertamina,’’ katanya(owi/yun/tom/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibunda Yusril Wafat
Redaktur : Tim Redaksi