jpnn.com, JAKARTA - Analis politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan ajakan Presiden Jokowi agar rakyat berdamai dengan virus corona jenis baru COVID-19, bisa dimaknai bahwa pemerintah putus asa.
Sebagai indikasi pemerintah tak sanggup lagi memenuhi kebutuhan masyarakat selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
BACA JUGA: Pasien COVID-19 Pulang Usai Isolasi, Sampai di Rumah Langsung Terhenyak, Ya Ampun
Makna lainnya, rezim Presiden Jokowi mungkin lebih memilih ekonomi dan berupaya menggerakkan kembali aktivitas perekonomian masyarakat secara normal meskipun tetap memperhatikan protokol kesehatan.
"Bisa juga dimaknai berputus asa dari rahmat Tuhan, sudah enggak sanggup lagi melawan Carona. Pesannya lebih kepada bagaimana Covid-19 tidak lagi dimusuhi tetapi berdamai. Artinya bagaimana aktivitas ekonomi berjalan normal kembali," kata Pangi pada Kamis malam (7/5).
BACA JUGA: Khusus Rute Ini, Garuda Indonesia Mulai Melayani Penumpang 11 Mei
Menurut pria yang beken disapa dengan panggilan Ipang ini, kebijakan pemerintah yang kerap berubah-ubah dalam penanganan pandemi Covid-19, juga membingungkan masyarakat maupun pemerintah daerah.
"Masyarakat kebingungan dengan kebijakan yang plinplan. Kemarin menakuti warga mudik, sekarang dilonggarkan. Kemarinnya pesawat dan transportasi dilarang, sekarang boleh. Publik bertanya-tanya ada apa dengan pemerintah? Kebijakan maju mundur kayak lagu Syahrini, maju mundur cantik," tutur Ipang.
BACA JUGA: Aksi Kriminalitas di AS Meningkat, Mahasiswa Indonesia Diminta Jangan Mudah Emosi
Maka dari itu, direktur eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini menyarankan agar masyarakat jangan terlalu serius merespons kebijakan pemerintah yang dinilainya ugal-ugalan, supaya tidak stres.
"Jangan sampai kita stres, sementara pemerintah berbuat sesuka hati, enggak mau dengar kritikan dan masukan. Justru bungkam warga yang kasih kritik, yang kasih vitamin. Sekarang kita sebagai warga happy saja, doakan pemimpin mencintai rakyatnya dengan tulus. Tidak melulu memikirkan ekonomi. Namun keselamatan warga belum menjadi skala prioritas" tutur Ipang.
Mungkin saja, tambahnya, ketika jumlah korban Covid-19 kembali meningkat, pemerintah kembali memperketat PSBB dan membatasi lagi operasional transportasi publik sehingga penyebaran virus betul-betul bisa dihambat. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam