Pemerintah Sudah Miliki Standar Distribusi Vaksin Secara Aman

Senin, 30 November 2020 – 21:59 WIB
Jubir Satgas Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro dan pakar imunisasi dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH. Foto: diambil dari covid19goid

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah memastikan sudah memiliki standar distribusi vaksin yang aman.

Masyarakat pun saat ini diminta tak usah khawatir soal keamanan vaksin Covid-19.

BACA JUGA: Pemerintah Resmi Membebaskan Pajak Impor Vaksin Covid-19  

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro mengatakan, pihaknya sudah memiliki standar yang jelas terkait proses pendistribusian, pemberian, hingga penyuntikan vaksin.

Penjelasan Reisa itu disampaikan melalui dialog singkat bersama seorang Pakar Imunisasi dr Elizabeth Jane Soepardi.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Ajak Masyarakat Mulai Kenali Vaksin

"Bagaimana sebenarnya proses distribusi vaksin sampai bisa ke seluruh pelosok di Indonesia?" tanya Reisa mengawali dialog virtual, Senin (30/11).

Menurut Jane, PT Bio Farma selaku badan usaha milik negara (BUMN) yang bertugas untuk memproduksi vaksin Covid-19 sudah berpengalaman dalam mendistribusikan vaksin hingga ke pelosok Indonesia.

BACA JUGA: Ingat! 3M dan 3T untuk Memutus Penularan COVID-19

Melalui pabrik vaksin Bio Farma yang berada di Bandung itu, terdapat armada berikut jejaring yang akan mendistribusikan vaksin untuk penerimanya.

"Nah, jadi kami sudah punya depo-depo vaksin. Provinsi sudah punya cold room, itu lemari es yang besar sekali yang bisa menyimpan vaksinnya untuk tiga bulan sampai enam bulan," katanya.

Menurut dia, cold room tersebut menyimpan vaksin pada suhu terjaga, sekitar dua derajat sampai dengan 8 derajat Celcius untuk vaksin sensitif beku. Lalu, untuk penyimpanan vaksin yang sensitif panas, dijaga pada suhu minus, yaitu berkisar antara -15 derajat hingga -25 derajat.

Selanjutnya, secara bertahap akan dikirim ke tingkat kabupaten, dan terus didistribusikan ke hingga ke rumah sakit hingga puskesmas.

Untuk menjamin kualitas vaksin saat pendistribusian, Jane menambahkan vaksin yang dikeluarkan dari lemari es vaksin, akan dibawa menggunakan tempat sementara yang disebut vaccine carrier.

Yaitu alat untuk mengirim atau membawa vaksin dari puskesmas ke posyandu atau tempat pelayanan imunisasi lainnya.

Alat ini, dapat mempertahankan suhu yang dibutuhkan vaksin saat dalam perjalanan.

"Itu (tempat sementara) ada seperti box-box. Lemari es vaksin, tidak sama dengan lemari es makanan yang biasa," imbuhnya.

Jane juga menambahkan, ketika vaksin sudah siap untuk diberikan ke masyarakat, pemberian layanan sebaiknya sudah dijadwalkan.

Jadwal tersebut sebaiknya sudah mengatur tanggal, waktu, dan tempat pelaksanaan imunisasi.

"Sehingga pada waktunya nanti, pemberi layanan dan yang dilayani itu ketemu. Teratur, tempatnya di mana, waktunya kapan dan siapa yang bekerja di situ, dan siapa yang datang. Itu yang ideal," lanjut Jane. 

Pada saat pelaksanaannya, berlangsung cepat mulai dari pelayanan hingga saat petugas memberikan layanan.

Maksimum, dalam memberikan layanan itu untuk satu orang selama sepuluh menit.

Dari mulai penerima vaksin itu datang, mendaftarkan diri, pelayanan hingga saat meninggalkan tempat imunisasi.

Untuk itu, masyarakat diminta untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam menghadirkan vaksin Covid-19 yang terjangkau dan berdaya manfaat tinggi. (tan/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler