jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan pemerintah akan merealisasikan rencana impor garam sebanyak tiga juta ton.
Menurut dia, importasi sudah diputuskan dalam rapat bersama dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang dihadiri Menteri Perdagangan dan Perindustrian.
BACA JUGA: Menurut AIPGI, Inilah Penyebab Permintaan Garam Konsumsi Belum Meningkat
Pada rapat tersebut Wahyu memaparkan berdasarkan data stok produksi garam nasional sebesar 2,1 juta ton.
"Kemudian impor (garam-red) diputuskan tiga juta ton," kata dia dalam rapat kerja dengan Komisi IV di DPR RI, Kamis (19/3).
BACA JUGA: Ini Penyebab Garam Produksi Lokal Belum Memenuhi Kebutuhan Industri
Wahyu menjelaskan, saat ini kebutuhan garam terbagi menjadi beberapa bagian. Kebutuhan terbesar pada industri manufaktur yakni sebanyak 3,9 juta ton dan aneka pangan 1,3 juta ton.
"Kebutuhan lain, sebanyak 2,4 juta ton," sebut dia.
BACA JUGA: RI Mampu Swasembada Garam Konsumsi, Tetapi untuk Industri Masih Butuh Waktu
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mengingatkan, produksi garam di rakyat masih banyak yang belum terserap.
Dia menilai, pemerintah seharusnya tidak dilakukan kebijakan membuka impor komoditas tersebut.
"Garam di rakyat saat ini masih banyak yang belum terserap. Kalo impor diteruskan, ini sama saja menenggelamkan kehidupan petani garam secara pelan-pelan," kata Andi Akmal Pasluddin seperti dikutip dari Antara, Jumat (19/3).
Menurut dia, langkah impor ini jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan garam industri.
Pemerintah, dianggap tidak memikirkan keberadaan garam rakyat yang mestinya ditingkatkan levelnya, sehingga memenuhi syarat kebutuhan industri.
Politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini menyatakan, dirinya mendapat banyak sekali keluhan dan curhatan dari petani-petani garam rakyat di berbagai daerah.
Akmal mengatakan, dirinya merasakan para petani garam di lingkungan pantai di Bone Sulawesi Selatan terguncang karena rencana impor garam.
Hal itu karena banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan dan menggantungkan kehidupannya dari laut.
"Garam nasional, sangat cukup untuk memenuhi semua kebutuhan baik industri maupun konsumsi, bahkan berlebih jika pengelolaannya baik," sebut Andi Akmal Pasluddin.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia