Pemerintah Tak Khawatir Utang Luar Negeri Bertambah akibat Pelemahan Rupiah

Rabu, 11 Maret 2015 – 22:33 WIB
Menko Perekonomian Sofyan Djalil. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) mengakibatkan nilai utang luar negeri mengalami kenaikan. Sejumlah pengamat ekonomi bahkan memerkirakan utang luar negeri meningkat sekitar 3,5 hingga 5 persen akibat depresiasi rupiah.

Namun, pemerintah justru tak terlalu mengkhawatirkannya. Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan,  saat ini yang banyak justru utang swasta.

BACA JUGA: Rupiah Anjlok, Pajak Digenjot

"Pemerintah enggak banyak (utang). BUMN juga enggak banyak. Yang banyak itu swasta," ujar Sofyan di kantor presiden, Jakarta, Rabu, (11/3).

Meski tidak merinci jumlahnya, Sofyan menyebut pihak swasta dalam negeri dapat membayar sendiri uutang-utang mereka. Karenanya pemerintah tak terlalu khawatir dengan depresiasi rupiah terhadap lonjakan nilai utang luar negeri.

BACA JUGA: Pemerintah Berencana Hapus Utang Aceh

"Jadi enggak perlu khawatir. Jadi kalau ada utang swasta, cukup besar adalah antar korporasi aja. Kalau dolar terlalu mahal mereka re-schedule (penjadwalan ulang, red). Mungkin satu dua utang yang betul-betul tidak ada afiliasi," kata Sofyan.

Merujuk data Bank Indonesia, utang luar negeri Indonesia pada triwulan IV 2014 mencapai USD 292,6 miliar. Dari angka itu, besarnya utang luar negeri sektor publik (pemerintah) mencapai USD 129,7 miliar atau 44,3 persen. Sedangkan utang luar negeri sektor swasta USD 162,8 miliar atau 55,7 persen dari total utang luar negeri.

BACA JUGA: Rupiah Terpuruk, Politikus Golkar Ini Masih Percaya Pemerintah Serius

Meningkatnya utang dalam bentuk USD ini diperkirakan akan menekan laju surplus kegiatan transaksi ekspor-impor. Pelemahan rupiah juga akan berdampak negatif pada perusahaan Indonesia yang menggunakan mata uang asing dalam postur perdagangannya.(flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Urus Gas Elpiji juga Gak Becus!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler