Rupiah Terpuruk, Politikus Golkar Ini Masih Percaya Pemerintah Serius

Rabu, 11 Maret 2015 – 20:26 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR yang membidangi keuangan dan perbankan, Muhammad Misbakhun menepis anggapan bahwa anjloknya nilai tukar rupiah merupakan bentuk ketidakseriusan pemerintah dalam mengurus masalah ekonomi. Politikus Partai Golkar itu meyakini kurs rupiah anjlok akibat pengaruh ekonomi global.

"Pemerintah serius mengurus ekonomi. Ini memang gejolak yang terjadi pada ekonomi global yang imbasnya harus juga dirasakan oleh Indonesia sebagai bagian dari ekonomi global tersebut," kata Misbakhun saat dikonfirmasi, Rabu (11/3).

BACA JUGA: Urus Gas Elpiji juga Gak Becus!

Dia juga tidak sependapat bila kurs dolar Amerikat Serikat (USD) saat ini yang sudah di atas Rp 13.000 bisa memicu kerawanan sosial masyarakat sebagaimana tahun 1998 silam. Sebab, kata Misbakhun, harus dibedakan angka USD yang tembus Rp 13.000 saat ini dengan angka Rp 13.000 pada saat 1998. Sebab, pada 1998 nilai tukar USD  tembus Rp 13.000 yang awalnya hanya Rp 2.000.

"Sedangkan angka 13.000 saat ini tercapai, berangkat dari angka 12.000-an. Jadi perspektif ini harus dimengerti dan bisa dipahami sebelum berbicara soal gejolak sosial sebagai akibat kenaikan nilai rupiah," tandasnya.

BACA JUGA: Rupiah Lemes, Presiden Gelar Rapat Lagi

Meski demikian dia tetap mengingatkan para pengambil kebijakan di bidang ekonomi untuk mengantisipasinya. Dengan demikian, lanjutnya, dampak yang muncul tidak memperburuk kondisi perekonomian nasional.

"Perlu koordinasi yang intens dan mendalam antara Kementrian Keuangan sebagai penanggung jawab kebijakan fiskal dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan," katanya seraya menegaskan, BI sebagai panjaga stabilitas nilai tukar mata uang harus intens dan berkonsentrasi penuh untuk mengangkat kembali nilai tukar rupiahyang wajar secara ekonomis.(fat/jpnn)

BACA JUGA: ATM Disatukan, jika Ada Masalah Mengadu ke Siapa?

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Spesial AirAsia Untuk Terbang ke Malaysia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler