jpnn.com, JAKARTA - Munculnya kasus peretasan WhatsApp yang menggunakan nomor asal Indonesia, mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk membongkar akar masalahnya.
"Hal-hal yang geostrategis tentu kita harus berbicara dengan lembaga yang berkompeten, yaitu BSSN," kata Menkominfo Johnny G Plate usai rapat dengan Komisi I DPR RI, Selasa.
BACA JUGA: WhatsApp Sedang Pelajari Fitur Pesan Temporer di WAG
Kemkominfo sedang memeriksa kasus peretasan dan terus berkomunikasi dengan BSSN, untuk bertukar informasi soal peretasan yang melibatkan WhatsApp dan perusahaan Israel ini.
"Langkah selanjutnya, yang berkaitan dengan geostrategis, BSSN yang memiliki tugas," kata Johnny.
BACA JUGA: Polisi Bongkar WhatsApp Grup Beranggotakan Ratusan Pelajar, Isinya Ya Ampun
Kasus peretasan WhatsApp oleh NSO Group, perusahaan dari Israel, yang melibatkan nomor seluler dari Indonesia ini juga sempat disinggung dalam rapat kerja Kemkominfo dengan Komisi I DPR RI.
WhatsApp menuntut perusahaan teknologi asal Israel, NSO Group, karena membuat perangkat lunak spyware yang disisipkan ke server WhatsApp untuk meretas sejumlah pengguna mereka.
BACA JUGA: Pemerintah Israel Bantah Terlibat Skandal Peretasan WhatsApp
Perangkat lunak tersebut diduga berdampak pada 1.400 pengguna antara lain di AS, Uni Emirat Arab, Bahrain, Meksiko, India dan Pakistan, dikutip dari Reuters.
Pejabat senior pemerintahan di beberapa negara, terutama negara yang bersekutu dengan Amerika Serikat diduga menjadi korban peretasan.
India menyatakan korban peretasan termasuk jurnalis, akademisi, pengacara dan pembela komunitas Dalit di India. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha