jpnn.com, SURABAYA - Kemenkes masih akan impor vaksin Covid-19 dari beberapa negara untuk bisa mencapai target 181,5 juta warga terima vaksinasi covid-19 dalam satu tahun.
Menurut Menkes Budi Gunadi, impor harus dilakukan hingga proses pembuatan Vaksin Merah Putih diselesaikan tim peneliti. Saat ini Vaksin Merah Putih baru akan memasuki uji klinis tahap satu.
"Kita semua berharap vaksin Merah Putih di semester pertama 2022 bisa keluar izin pemakaian dari BPOM. Jadwal kalau enggak Maret atau April hasilnya dimasukkan ke Biofarma," kata Menteri Budi usai meninjau proses vaksinasi berjenis AstraZeneca terhadap ratusan kiai di Gedung Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Surabaya, Selasa.
Menteri Budi mengatakan proses pengembangan vaksinasi ini memang tak bisa cepat dan butuh penelitian yang harus dilakukan secara detail.
BACA JUGA: Ada Unsur Babi dalam Vaksin AstraZeneca? Ini Penjelasannya
Dia memastikan vaksin karya anak negeri itu tetap akan diselesaikan uji klinis secara lengkap.
"Sebenarnya enggak tertunda cuma ada beberapa proses yang dilakukan lebih lama yaitu karakterisasi atau pembersihan karena awalnya dari hewan, sehingga dibersihkan dulu komponen genetik hewannya," jelas mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu.
BACA JUGA: Facebook Meluncurkan Fitur untuk Informasi Tempat dan Jadwal Pemberian Vaksin Covid-19
Saat ini pemerintah masih mengimpor vaksin Sinovac dari China, vaksin AstraZeneca dari Inggris, lalu vaksin Novavax buatan Amerika Serikat, serta Vaksin Pfizer BioNTech kolaborasi Amerika dan Jerman yang akan datang bertahap.
Menurut Budi, impor tersebut sangat penting di saat seluruh negara di dunia berebut untuk mendapatkan vaksin dengan cepat.
"Alhamdulillah kita bisa dapat untuk 181,5 juta rakyat Indonesia, kita butuh 360 juta lebih dosis. Ketika dapat kita enggak bisa milih, kita rebutan seluruh dunia karena 5,5 miliar butuh 11 miliar dosis vaksin, padahal produksinya 4 miliar per tahun," pungkas Budi. (ngopibareng/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Natalia