Pemerintah Thailand Gelar Pertemuan Rahasia dengan Pemberontak Melayu

Senin, 19 Agustus 2019 – 22:17 WIB
Konflik antara pemerintah dengan kelompok pemberontak Melayu di Thailand bagian selatan menewaskan 7 ribu orang dalam 15 tahun terakhir. Foto: http://books.sipri.org/files/PP/SIPRIPP20.pdf

jpnn.com, BANGKOK - Pemerintah Thailand menolak membebaskan warga etnis Melayu yang ditahan atas tuduhan terlibat pemberontakan di wilayah selatan. Keputusan tersebut disampaikan dalam pertemuan rahasia dengan delegasi kelompok pemberontak BRN, Jumat (16/8) lalu.

Seperti diberitakan Reuters, BRN meminta pembebasan tahanan sebagai prasyarat pembicaraan resmi gencatan senjata. Konflik di bagian selatan Thailand, yang merupakan kantong etnis Melayu muslim, telah berlangsung selama beberapa dekade dan menewaskan sekitar 7 ribu orang.

BACA JUGA: Polisi Thailand Tangkap 9 Pelaku Teror Bom

"Semuanya harus mengikuti prosedur peradilan," kata Wakil Perdana Menteri Prawit Wongsuwan saat ditanya awak media soal tuntutan BRN, Senin (19/8).

BACA JUGA: Jangan Ditiru Ya, Kecurangan Petahana di Pemilu Thailand Parah Banget

BACA JUGA: Pornpawee Chochuwong, Gadis Thailand yang Bisa Bikin Ratchanok Intanon Pontang-Panting

BRN juga meminta agar pemerintah Thailand melakukan penyelidikan transparan terhadap dugaan penyiksaan oleh pasukan keamanan. Permintaan itu muncul karena adanya tuduhan bahwa seorang pria dari wilayah selatan, koma usai diinterogasi militer.

Militer mengatakan sejauh ini tak ada bukti penyiksaan dan pihak berwenang sedang menyelidikinya.

BACA JUGA: Bom Pingpong Meledak Dekat Lokasi KTT ASEAN

BRN merupakan kelompok pemberontak paling aktif di wilayah selatan. Mereka memilih untuk tidak terlibat dalam pembicaraan damai dengan Pemerintah Thailand. Namun, beredar kabar bahwa mereka sebenarnya pernah menggelar dua pertemuan dengan perwakilan Bangkok dalam beberapa tahun belakangan. (ant/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihat Gol Pertama Thailand di Piala Dunia Wanita 2019, Mengharukan


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler