Pemerintah Tidak Ingin WNI Dicap Aneh Sepulang dari Masa Karantina di Natuna

Selasa, 04 Februari 2020 – 15:59 WIB
Petugas medis memeriksa kesehatan WNI dari Wuhan, RRT, setibanya di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Foto : Antara/HO-Kementerian Luar Negeri RI

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyebut pemerintah melakukan berbagai upaya agar WNI yang kini menjalani karantina dan observasi di Natuna bisa kembali ke lingkungan tempat tinggalnya.

Saat ini, kata dia, pemerintah tengah melakukan sosialisasi di lingkungan tempat tinggal para WNI yang menjalani karantina dan observasi.

BACA JUGA: Sriwijaya Air Membawa Bantuan Masker dan Protective Clothing ke Wuhan

"Ya, jujur harus. Komunikasi alamat di mana, daerah di mana. Jadi, mulai kami sosialisasikan ke wilayah masing-masing (WNI yang menjalani karantina dan observasi)," kata Terawan saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (4/2).

Terawan berharap, lingkungan tempat tinggal para WNI tidak memandang negatif kegiatan karantina dan observasi di Natuna.

BACA JUGA: Berstatus Darurat, Indonesia Belum Bisa Pulangkan Tiga WNI dari China

Jangan sampai, para WNI dianggap sosok asing oleh lingkungan setelah selesai menjalani karantina dan observasi.

"Jangan sampai anak-anak itu pulang ke kampungnya nanti, dilihat jadi barang aneh. Tidak boleh begitu. Jadi, sekarang sosialisasi sudah mulai dilakukan," timpal dia.

BACA JUGA: Keluar dari Wuhan, WN Malaysia Dikarantina di Negeri Sembilan

Sebagai informasi, saat ini terdapat ratusan WNI yang menjalani karantina di Natuna. Mereka dikarantina oleh pemerintah pusat setelah tiba dari lokasi terdampak virus Corona di Wuhan, Hubei, China.

Terkait karantina dan observasi, Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan, kegiatan tersebut dilakukan dengan secermat mungkin.

Mahfud juga menjamin kegiatan karantina dan observasi tidak berisiko ke warga lokal di Natuna.

"Itu dilakukan akurat, tidak membahayakan masyarakat Natuna," tegas dia. (mg10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler