Duh, Pemerintah Amerika Serikat Tutup Lagi

Minggu, 21 Januari 2018 – 07:49 WIB
National Mall di dekat gedung parlemen AS ditutup karena government shutdown yang mulai berlaku kemarin, Sabtu (20/1). Foto: CNN

jpnn.com, WASHINGTON - Seharusnya kemarin, Sabtu (20/1) menjadi hari yang membahagiakan bagi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dia bakal merayakan pesta untuk memperingati setahun pelantikan dirinya sebagai orang nomor satu di AS.

Tapi, pesta itu harus ditunda. Trump urung ke resort-nya di Mar-a-Lago, Florida, untuk bersenang-senang. Sebab, pemerintah federal shutdown atau tutup untuk sementara waktu.

BACA JUGA: Deradikalisasi Dapat Mencegah Terorisme di Asia Pasific

Kebuntuan politik itu terjadi karena Senat tak meloloskan stopgap spending bill atau rencana anggaran pengganti yang diajukan pemerintahan Trump.

Usulan anggaran tersebut mengatur dana tambahan agar pemerintah federal AS bisa terus berjalan hingga 16 Februari mendatang.

BACA JUGA: Top Event Kemenpar Unjuk Gigi di Thailand

Sejak September tahun lalu, pemerintah sudah tiga kali mengajukan anggaran serupa. Dua usulan sebelumnya diloloskan oleh Kongres yang terdiri atas House of Representative (DPR) dan Senat. Sedangkan usulan terakhir tidak.

Batas akhir untuk menyetujui usulan anggaran tersebut adalah Sabtu pukul 00.00. Ternyata, tidak ada kata sepakat dari kedua kubu. Agar usulan anggaran itu bisa lolos, dibutuhkan persetujuan minimal 60 di antara 100 anggota Senat. Sejauh ini, hanya 50 anggota Senat yang mendukung.

BACA JUGA: Virus Flu Maut Serang AS dan Inggris, Sudah Ratusan Tewas

Sejak 1976, pemerintah federal AS sudah 18 kali mengalami shutdown. Tapi, ini kali pertama shutdown terjadi saat partai yang sama berkuasa di Kongres.

Partai Republik yang mengusung Donald Trump berkuasa di House of Representative maupun Senat. Meski begitu, Republik hanya memiliki 51 kursi di Senat. Mereka harus bisa mengubah pikiran setidaknya 9 anggota Demokrat jika ingin meloloskan usulan.

Belum diketahui shutdown bakal berlangsung sampai kapan. Pada 2013, penutupan pemerintahan terjadi selama 16 hari.

Kemarin, begitu hasil voting keluar, kedua pihak langsung saling menyalahkan. Pemimpin kelompok mayoritas di Senat Mitch McConnell langsung menyerang Demokrat.

”Yang kita saksikan saat ini adalah keputusan sinis anggota Senat Demokrat yang mengabaikan jutaan penduduk Amerika demi permainan politik yang tidak bertanggung jawab,” terang McConnell seperti dilansir Reuters.

Ironisnya, pada 2013 tudingan semacam itu sering terdengar keluar dari mulut politikus Demokrat dan para pendukung Presiden Barack Obama. Tentu saja tudingan diarahkan ke kubu Republik. (sha/c11/pri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Undang-Undang Bikin Hubungan Rusia-Ukraina Panas Lagi


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler