jpnn.com, JAKARTA - Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) masihterus dijalankan pemerintah. Hal ini dilakukan demi menekan dampak pandemi Corona dan mengembalikan rasa aman di tengah-tengah masyarakat.
Apabila masyarakat tidak takut beraktivitas, maka ekonomi otomatis akan kembali bergerak.
BACA JUGA: Wakapolsek Medan Helvetia AKP Dedi Kurniawan Laporkan Balik Muhammad Jefri Suprayogi
"Rasa takut ini harus dihilangkan diganti dengan rasa aman, sehingga orang bisa keluar (beraktivitas). Kalau orang keluar, otomatis tidak usah diapa-apain ekonomi akan jalan," kata Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin dalam diskusi Atasi Pandemi, Pulihkan Ekonomi bersama Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro, Jumat (18/12).
Dia menekankan, penanganan kesehatan yang baik itu penting karena akan membawa pulihnya ekonomi. Selain itu, krisis ekonomi global yang dirasakan penduduk dunia saat ini, disebabkan oleh pandemi Covid-19. Di mana masyarakat tidak berani beraktivitas karena takut tertular Covid-19.
BACA JUGA: Mahasiswi Tersungkur Membentur Aspal, Didatangi Dua Pria, Dikira Mau Menolong, Ternyata...
Padahal, ekonomi Indonesia dan dunia itu pilar utamanya adalah kontak fisik. Hal ini kata Budi, menjadi jawaban mengapa perdagangan berbasis digital atau e-commerce belum bisa menggantikan physical commerce di pasar-pasar tradisional atau mal-mal.
"Ini kan masalahnya, karena orang merasa takut, tidak memiliki rasa aman untuk keluar melakukan kontak fisik. Akhirnya ekonomi jatuh," ujarnya.
BACA JUGA: Realisasi Program PEN Sudah Capai Rp163,13 Triliun
Salah satu cara yang dilakukan pemerintah melindungi warga negaranya dalam masa pandemi Covid-19 ialah dengan menghadirkan vaksin dan dilanjutkan vaksinasi nasional. Kementerian BUMN mendapat tugas mengadakan vaksin sesuai yang sudah diakui World Health Organization (WHO).
Pemerintah juga telah menetapkan enam jenis vaksin Covid-19 melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. H.K.0.1.0.7/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19.
Keenam itu di antaranya PT Bio Farma (Persero), Astra Zeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer/BioNtech dan Sinovac. Untuk pengadaannya melalui skema multilateral GAVI. Di mana Indonesia akan mendapatkan alokasi tiga persen dari populasi penduduk. Dan terdapat opsi menaikkan alokasi hingga 20 persen.
"Vaksin hanyalah salah satu cara. Tapi sebenarnya banyak cara yang bisa kita lakukan asal disiplin, 3M dan 3T itu harus kita jalani. Kan tidak sudah cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak," katanya.
Sama pentingnya juga dengan upaya pemerintah dalam 3T yakni testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan). "Yang namanya memperbaiki layanan rumah sakit, sama pentingnya. Public health care, sistemnya kita juga mungkin harus kita tingkatkan dengan baik," imbuh Budi.
Untuk itu Budi mengingatkan, upaya yang dilakukan menangani pandemi Covid-19 terus didorong. Namun upaya yang dilakukan hari ini adalah persiapan untuk menghadapi hari yang akan datang. Teknologi harus disiapkan dari sekarang, sehingga, generasi penerus bangsa akan lebih siap menghadapi.
BACA JUGA: Mbak NO Lagi Menonton TV Sendirian di Rumah, Tiba-tiba Disergap Tetangga Bejat, Terjadilah
"Jadi yang mau saya sampaikan, persiapan-persiapan itu harus dibangun dari sekarang. Bukan hanya melawan virus yang versi sekarang, tetapi melawan SARS Cov-3, SARS Cov-4," kata Budi. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga