jpnn.com, JAKARTA - Pemetaan yang detail terhadap Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) informal perlu dilakukan untuk menekan risiko pembiayaan kredit pemilikan rumah atau KPR.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Iwan Suprijanto.
BACA JUGA: Top, Penyaluran Baru KPR Sejahtera per Januari 2022 Capai Sebegini
"Jika sektor MBR informal ini dapat dipetakan lebih rinci, pasti akan lebih mudah menjangkau mereka dalam pembiayaan KPR oleh perbankan," ujar Iwan dalam kegiatan Aspiration Gathering Kajian Ekosistem Perumahan & Grand Design Segmen MBR Informal secara virtual, Rabu (23/2).
Adanya grand design segmen MBR informal nantinya akan mempermudah perbankan dalam pembiayaan KPR bagi mereka.
BACA JUGA: Sri Mulyani Buka-bukaan soal Data Penyaluran KPR, Bikin Optimistis
Ke depannya para MBR informal akan dikelompokkan sesuai profil risiko masing-masing yang terbagi menjadi risiko rendah, sedang dan tinggi.
Hal tersebut membantu pemberi bantuan Kredit Kepemilikan Rumah bagi MBR informal mendapatkan skema yang tepat.
BACA JUGA: Ketum Guru Honorer Membongkar Kejanggalan Surat BKN tentang Syarat NIP PPPK
"Kita ambil contoh petani bisa masuk dalam kategori MBR informal karena tidak memiliki slip gaji. Namun, sebenarnya kemampuan bayar mereka cukup tinggi," papar Iwan. (mcr18/jpnn)
Redaktur : Soetomo
Reporter : Mercurius Thomos Mone