jpnn.com, JAKARTA - Peristiwa robohnya crane proyekDouble-double Track di pinggir rel kereta api, Jalan Permata, RT 14/RW 7, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (4/2), menyebabkan empat pekerja meninggal dunia.
Anggota Komisi V DPR Syarif Abdullah Alkadrie mengatakan Komite Keselamatan Konstrusi (K3) harus bekerja lebih efektif melakukan pengawasan.
BACA JUGA: HK Setop Sementara Proyek Rel Dwi Ganda Manggarai-Jatinegara
Menurut dia, pembentukan K3 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) itu, sebenarnya sudah bagus untuk menjalankan amanat Undang-undang Konstruksi.
Karena itu, Abdullah meminta Komite K3 bekerja lebih efektif dan terencana melakukan pengawasan. Menurut dia, K3 nanti bisa masuk ke dalam untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi tersebut.
BACA JUGA: Crane Roboh di Jatinegara, PT HK Hanya Kejar Target?
“Supaya hal seperti ini tidak terjadi dan paling tidak bisa dieliminir,” kata Abdullah menjawab JPNN, Minggu (4/2).
Sekretaris Fraksi Partai Nasdem di DPR ini mengatakan, peristiwa seperti ini selalu berulang. Misalnya, beberapa waktu lalu beberapa karyawan dan mahasiwa tertimpa balkon Bursa Efek Indonesia (BEI) yang runtuh.
BACA JUGA: Crane Roboh di Jaktim, Jangan Sampai Seperti di Arab Saudi
“Jadi harus diperhatikan berapa volume pekerjaannya, kekuatannya. Kami selalu ingatkan jangan sampai persoalan ini seperti ini terjadi,” ungkapnya.
Karena itu, dia mengatakan, masalah seperti ini harusnya diawasi lebih ketat. Menurutnya, kalau pengawasan ketat, kemudian perencanaan pekerjaan baik, maka peristiwa seperti itu tidak akan terjadi. Setidaknya kecelakaan bisa diminimalisir.
“Hal-hal seperti ini harus diperhatikan pemilik pekerjaan. Saya pikir ini harus diinvestigasi menyeluruh agar bisa tahu apa faktor penyebabnya,” ujarnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Crane Roboh Tewaskan 4 Orang, DPR: Pidana dan Sanksi Keras
Redaktur & Reporter : Boy