Pemilu 2024: Momentum Wujudkan Demokrasi Konstitusional dan Mempererat Kesatuan Bangsa

Minggu, 13 Agustus 2023 – 23:37 WIB
Ilustrasi - Parpol nasional peserta Pemilu 2024. Foto: ANTARA/HO- ilustrasi KPU.

jpnn.com - Harapan menjadikan Pemilu 2024 sebagai momentum untuk mewujudkan demokrasi dan mempererat kesatuan bangsa Indonesia sebuah keniscayaan.

Banyak kalangan termasuk pimpinan MPR RI telah menyampaikan harapan tersebut.

BACA JUGA: Demi Kelancaran Pemilu 2024, Presiden PKS Sampaikan Ajakan Begini

Oleh Friederich Batari – Jurnalis di Jakarta

Sebanyak 24 partai politik terdiri dari 18 partai nasional dan 6 partai lokal akan mengikuti Pemilu 2024. Partai politik akan berkompetisi untuk memperebutkan 580 kursi di DPR RI, ribuan kursi di DPRD Provinsi maupun kabupaten/kota.

BACA JUGA: Wakil Ketua MPR Dukung Penguatan Kerukunan Umat Beragama Menjelang Pemilu 2024

Selain parpol, calon perseorangan melalui Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) juga mewarnai proses demokrasi lima tahunan itu.

Yang tidak kalah serunya adalah pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres) yang pelaksanaannya bersamaan dengan Pemilu legislatif pada 14 Februari 2024.

BACA JUGA: Fadel Muhammad Ingatkan Masyarakat Bijak Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2024

Untuk mewujudkan Pemilu 2024 sebagai ajang memperkuat demokrasi dan mempererat kesatuan bangsa maka semua pihak yang ikut dalam kontestasi pemilu dan Pilpres 2024 harus menjunjung tinggi prinsip Pemilu.

Adapun prinsip Pemilu adalah Luber Jurdil adalah singkatan dari langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Hal ini diatur dalam Pasal 2 UU No. 7 Tahun 2017 (UU Pemilu).

Utamakan Adu Gagasan

Semua peserta yang ikut dalam konstestasi Pemilu hendaknya mengutamakan gagasan dan program.

Adu gagasan dan program akan mencerdaskan masyarakat dan akan mendorong peningkatan kualitas demokrasi.

Dengan demikian kita semestinya bersepakat untuk tidak menggunakan atribut berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) saat kampanye Pemilu 2024.

Sebab, penggunaan SARA akan membuat masyarakat terpolarisasi alias terbelah sehingga berdampak pada rapuhnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Keberadaan SARA bukan untuk dipertentangkan apalagi dijadikan sumber konflik. Kita tentu bersepakat dengan pendapat Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) yang mendukung penguatan kerukunan umat beragama, apalagi menjelang Pemilu 2024.

Hidayat Nur Wahid menyampaikan pandangan itu saat menerima kunjungan delegasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jakarta Pusat yang dipimpin ketuanya Farhat Abdullah, Rabu (2/8).

Dalam kesempatan itu, delegasi FKUB menyampaikan harapannya terkait pemilu yang damai, bukan pemilihan umum yang menimbulkan pertikaian dan memecah belah.

Hal ini disampaikan mengingat tahun politik menjelang Pemilu 2024 yang akan dilaksanakan 14 Februari tahun depan makin dekat.

Pandangan Hidayat Nur Wahid dan delegasi FKUB harus menjadi atensi bersama semua warga bangsa Indonesia. Pada kesempatan berbeda, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 sudah makin dekat.

Bamsoet sapaan Bambang Soesatyo mengajak untuk menyambut Pemilu dengan sukacita sebagai pesta demokrasi rakyat.

Ketua MPR pun mengingatkan jangan sampai pesta tersebut berubah menjadi bencana dan bergeser menjadi konflik horizontal karena dimanfaatkan oleh segelintir pihak untuk menyebar hoaks dan memecah belah bangsa hanya karena kepentingan kekuasaan golongannya saja.

“Kerentanan penyebaran hoaks selama proses penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 melalui media sosial patut diwaspadai. Mengingat tingginya tingkat penetrasi internet di tanah air,” kata Bamsoet seusai menerima pengurus DPP Himpunan Putra Putri Keluarga Angkatan Darat di Jakarta, belum lama ini.

Perekat Persatuan

Wakil Ketua MPR Sjarifuddin Hasan atau Syarief Hasan menegaskan sebagai bangsa yang besar, Indonesia memerlukan perekat untuk menyatukan semuanya dalam satu wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Apalagi, penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda-beda sehingga alat pemersatu menjadi sebuah keniscayaan.

“Bersyukurlah bangsa kita dianugerahi alat pemersatu untuk merajut persamaan persepsi kebangsaan untuk membangun bangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika atau biasa disebut Empat Pilar MPR,” kata Syarief Hasan saat menjadi narasumber utama dalam sosialisasi Empat Pilar MPR di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (25/5).

Dalam kesempatan itu, Syarief Hasan mengajak seluruh komponen masyarakat untuk memegang teguh Empat Pilar MPR sebagai panduan dalam bermasyarakat dan bernegara.

"Hal ini harus terus kita saling mengingatkan. Apalagi, sebentar lagi kita akan menghadapi kontestasi Pemilu 2024. Empat Pilar sebagai perekat kesatuan bangsa menjadi sangat penting,” ujar pimpinan MPR dari Partai Demokrat itu.

Rekomendasi

Untuk mewujudkan Pemilu 2024 sebagai momentum mewujudkan demokrasi konstitusional dan mempererat kesatuan bangsa Indonesia maka semua peserta yang ikut dalam kontestasi Pemilu harus menaati aturan terkait kepemiluan.

Model kampanye harus mengedepankan adu gagasan dan program. Jangan menggunakan kekuatan SARA karena akan memecah belah persatuan bangsa.

Hal yang juga penting adalah rakyat harus memosisikan diri sebagai pemilik kedaulatan. Oleh karena itu, rakyat jangan tergoda dengan politik uang atau terprovokasi dengan pihak yang berkampanye menggunakan SARA.

Pada bagian akhir tulisan ini, saya mengajak semua pihak, semua komponen bangsa Indonesia hendaknya Pemilu 2024 menjadi ajang pesta rakyat dan memperkuat demokrasi. Dengan demikian, Indonesia akan menjadi terhormat di antara bangsa-bangsa di dunia.

Satu hal yang juga penting adalah proses dan hasil Pemilu dan Pilpres 2024 akan memengaruhi upaya kita menjadi bangsa yang unggul yaitu Indonesia Emas pada 2045 mendatang. Semoga.***

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler