Pemilu Malaysia: Anak Biologis Vs Anak Ideologis

Rabu, 09 Mei 2018 – 10:11 WIB
Tokoh Malaysia Najib Razak (kiri) dan Mahathir Mohamad. Foto: Jawa Pos

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Pengamat luar negeri sekaligus dosen Hubungan Internasional (HI) Unpad Teuku Rezasyah mengatakan pemilu Malaysia tahun ini terasa sangat tegang.

’’Dan resikonya sangat besar. Siapapun yang terpilih (sebagai perdana menteri, Red),’’ katanya saat dihubungi, Selasa (8/5).

BACA JUGA: Bisikan Warga Malaysia: Kami Ingin Najib Tumbang

Rezasyah mengatakan pemilu yang berlangsung hari ini, Rabu (9/5) adalah pemilihan parlemen. Setelah itu para anggota parlemen akan memilih perdana menteri.

Apakah nanti yang menang adalah incumbent Najib Tun Abdul Razak ataukah ’’si penantang’’ Tun Mahatir Mohamad, menurut dia sama-sama ada resikonya.

BACA JUGA: Jelang Pemilu, Anwar Ibrahim Blak-blakan soal Mahathir

Jika nanti yang terpilih menjadi perdana menteri adalah Najib, maka skandal 1Malaysia Development Berhad akan terus memanas.

Sebab menurut Rezasyah sampai saat ini kasus tersebut belum tuntas. Dan bisa mencuat kembali jika Najib duduk kembali sebagai perdana menteri.

BACA JUGA: Pemilu Malaysia: Inilah Prediksi Lembaga Survei

Selain itu jika Najib menang, maka dia harus membayar hutang dukungan dari etnis Tiongkok dan etnis India yang ada di Malaysia.

Sebab ada indikasi suara anggota parlemen dari dua etnis tersebut mengalir untuk Najib. Adanya ’’saham’’ dukungan dari etnis Tiongkok dan etnis India tersebut, membuat Najib harus mengakomodasi mereka.

Apakah itu menunjuk sebagai menteri, menteri senior, atau posisi strategis lainnya. ’’Kalau mintanya wakil perdana menteri mungkin terlalu tinggi,’’ jelasnya.

Selanjutnya ketika nanti yang terpilih adalah Mahatir, menurut Rezasyah ada kendala soal usia. Dia mengatakan saat ini usia Mahatir sudah mencapai 92 tahun. Sehingga kalau memimpin pemerintahan, pasti ada kendala-kendala terkait kesehatannya.

Dia khawatir kalau Mahatir terpilih sebagai perdana menteri, ia hanya jadi pemimpin transisional saja.

Rezasyah mencoba mengurai alasan Mahatir maju kembali menjadi kandidat perdana menteri, meskipun usainya tidak jauh dari seabad.

Di antaranya adalah Mahatir merasa kecewa karena dia nilai Malaysia saat ini morat-marit. ’’Sebagai seorang negarawan, Mahatir merasa terpanggil untuk maju kembali,’’ jelasnya.

Menurut dia Mahatir merupakan anak ideologis dari Tun Abdul Razak, orangtua dari Najib. ’’Sedangkan Najib dinilai sebagai anak biologis dari Tun Abdul Razak,’’ katanya.

Mahatir merasa kecewa karena jiwa kenegarawanan Tun Abdul Razak tidak mengalir ke Najib. Adanya dugaan skandal atau korupsi yang mendera Najib, memperdalam rasa kecewa Mahatir kepada Najib. Mahatir menilai secara manajemen, Najib tidak mampu mengelola masa depan Malaysia.

Sementara untuk dalam negeri Indonesia, Rezasyah menilai tidak ada hubungan atau keterkaitan langsung. Baginya pemilihan parlemen hingga nanti perdana menteri di Malaysia adalah kegiatan politik dalam negeri rutin Malaysia. Siapapun yang terpilih nanti, konsentrasi utamanya adalah menata kondisi dalam negeri Malaysia. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Pemilu, Pendukung Mahathir Mulai Muncul ke Permukaan


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler