Pemimpin Korut Bersedia Berunding

Siap Bahas Nuklir Lagi

Sabtu, 08 Mei 2010 – 15:47 WIB
KUNJUNGAN - Presiden Tiongkok Hu Jintao (kanan) saat bersama Kim Jong-il mengunjungi Beijing Boao Biotech Co Ltd, Kamis (6/5) lalu. Foto: Xinhua.
BEIJING - Seperti prediksi sejumlah analis, kunjungan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-il ke Tiongkok ada kaitannya dengan perundingan enam negara tentang pelucutan senjata nuklirJumat (7/5) kemarin, Kim menyatakan niatnya untuk kembali ke meja perundingan setelah lama menarik diri.

Dalam kunjungan ke Tiongkok, Kim bertemu dengan Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri (PM) Wen Jiabao

BACA JUGA: Rumah Gadang Digunakan Malaysia di Forum Dunia

"Kim menyatakan bahwa DPRK (Democratic People's Republic of Korea) akan bekerjasama dengan Tiongkok untuk menciptakan situasi yang kondusif, guna memulai kembali perundingan enam negara," tulis kantor berita Tiongkok, Xinhua, dalam sebuah laporannya saat bertemu Presiden Hu.

Kembalinya Korut ke meja perundingan disebut-sebut sebagai hasil tawar-menawar dengan Tiongkok yang memberikan paket bantuan ekonomi
Termasuk implementasi perjanjian ekonomi yang sudah disepakati saat PM Wen berkunjung ke Korut tahun lalu

BACA JUGA: Badai di Chongqing, 29 Tewas

Xinhua juga melansir pernyataan Wen, bahwa kedua negara merasa senang mengembangkan potensi ekonomi masing-masing dan kerjasama perdagangan.

Kunjungan rahasia Kim sendiri diberitakan dimulai Senin (3/5)
Dalam sebuah tayangan televisi nasional Tiongkok, CCTV, Jumat (7/5), Kim yang disebut terkena stroke Agustus lalu, tampak kurus namun tetap energik saat bertemu dengan Hu Jintao, Wen Jiabao dan sejumlah pejabat lainnya

BACA JUGA: Kaus Kuning Juga Serang Abhisit

Tayangan tersebut merupakan konfirmasi pertama dari otoritas Tiongkok atas kunjungan pemimpin berusia 68 tahun tersebut.

Kim mengenakan setelan jas berwarna hijau kacang, tampak bersalaman dengan para petinggi Tiongkok di Gedung Rakyat, BeijingDalam keterangannya, rekaman tersebut diambil pada Rabu (5/5) malamKim berbicara dengan Hu di ruang pertemuan, kemudian berdiri untuk membaca koran.

Rezim Kim Jong-il telah menarik diri dari perjanjian enam negara sejak Desember 2008 lalu, setelah internasional mengkritik ujicoba peluncuran rudal jarak jauh dan senjata nuklir negerinyaPerundingan enam negara dimulai tahun 2003, 2005 dan 2007, di mana tercapai kesepakatan bahwa Korut harus mengakhiri program nuklirnyaSebagai imbalannya, Pyongyang mendapat bantuan ekonomi, jaminan keamanan dan pengakuan diplomatik.

Enam negara tersebut meliputi Tiongkok, Rusia, Korut, Korea Selatan, Jepang dan Amerika SerikatMenurut sejumlah analis, Korut sengaja memelihara fasilitas nuklirnya untuk meningkatkan posisi tawarnya di dunia internasional, agar mendapat bantuan ekonomi dan pengakuan secara diplomatik(cak/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Paus Dapat Karpet, Emir Dapat Gambar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler