jpnn.com - BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) membangun taman berbasis teknologi informasi di pinggir Pantai Boom, salah satu destinasi wisata di kabupaten paling timur Pulau Jawa itu.
Taman yang dinamai "Taman Digital" tersebut dilengkapi sebuah amphi-theatre, panggung pertunjukan yang ber-wifi.
BACA JUGA: Kapal Feri yang Tenggelam di Kapuas Tidak Layak Operasi
Fasilitas taman lainnya adalah 10 titik wifi, arena bermain anak (children playground), jogging track, eco-park, food court, dan pedestrian. Dana pembangunan amphi-theatre didukung oleh Telkom, sedangkan fasilitas lainnya oleh Pemkab Banyuwangi dan dukungan perusahaan lain.
Taman Digital ini diarsiteki oleh arsitek kondang Adi Purnomo dari hasil diskusi dengan sejumlah arsitek lokal dan seniman untuk mengadopsi nilai serta kearifan lokal di Banyuwangi.
BACA JUGA: Selama Ramadan, Pemasukan Al Markaz Capai Rp 1,1 M
"Taman Digital ini semoga bisa semakin melengkapi fasilitas di Pantai Boom sebagai salah satu destinasi wisata di Banyuwangi. Kami bangga bisa ikut mendukung pengembangan daerah," ujar Dirut Telkom Arief Yahya saat penandatanganan prasasti pendirian Taman Digital di Banyuwangi, Rabu (30/7).
Arief menuturkan, Telkom mendukung pembangunan amphi-theatre dengan dana dari program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) sekitar Rp 1 miliar.
BACA JUGA: Menanti Kepak Sayap Lebih Banyak Merpati
Lokasi pembangunan amphi-theatre ini akan berada di eks panggung pertunjukan sisi timur, di seberang fasilitas kuliner sentra ekonomi rakyat (PKL) Pantai Boom. Menghadap Selat Bali, theatre ini sangat pas sebagai panggung pertunjukan bernuansa pantai. "Pembangunan akan dilaksanakan tahun ini juga. Awal Agustus, arsiteknya bersama pihak Telkom akan memastikan detil bangunan terkait hal-hal teknis teknologinya, langsung setelah itu dimulai pembangunannya," ujar Arief.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, keberadaan Taman Digital akan melengkapi infrastruktur pariwisata di daerahnya. Pantai Boom yang dalam enam bulan terakhir mulai direvitalisasi akan menjadi destinasi unggulan baru dengan kelengkapan fasilitasnya. "Jadi, selain bisa menikmati pantai, wisatawan bisa olahraga, menikmati kuliner lokal, mendapat pengetahuan di eco-park, dan sekaligus berinternet ria. Bisa selfie langsung upload di social media secara kilat, sehingga dengan sendirinya ikut mempromosikan Banyuwangi," tuturnya.
Keberadaan Taman Digital dengan fasilitas yang lengkap juga selaras dengan bidikan segman pariwisata di Banyuwangi, yaitu wisata keluarga (family tourism). Pantai dengan taman digital cocok untuk wisata keluarga karena semua anggota keluarga bisa menikmati fasilitas sesuai minatnya. Yang dewasa bisa berolahraga atau menikmati kuliner, yang anak-anak bisa bermain dan menikmati wisata edukasi berupa eco-park. "Wisata keluarga ini kami bidik karena belanjanya lebih besar, sehingga perputaran ekonominya berdampak luas. Masa tinggal juga lebih lama. Spend time, spend money," kata Anas.
Arief Yahya menambahkan, dukungan Telkom kepada Banyuwangi tidak terlepas dari komitmen pemerintah daerah setempat mewujudkan digital society. Banyuwangi telah berhasil menyabet Indonesia Digital Society Award (IDSA) 2014 untuk ajang overall society, melampaui kabupaten lainnya se-Indonesia. Kriteria penilaian IDSA adalah inisiatif daerah dalam mendorong digitalisasi, kemampuan kepemimpinan (leadership) daerah dalam mewujudkan rencana digitalisasi, tingkat penetrasi internet (usership), dan manfaat yang dinikmati publik atas adanya digitalisasi (benefit).
Di Banyuwangi saat ini terdapat sekitar 1.300 titik wifi yang dibangun Pemkab bersama PT Telkom di ruang-ruang publik, mulai dari taman, sekolah, puskesmas, sampai tempat ibadah. Jumlah pengakses wifi di Banyuwangi mencapai rata-rata 164.372 per bulan pada kuartal I/2014, meningkat dibanding rata-rata tahun lalu sebesar 97.957 pengguna per bulan.
Menurut Anas, teknologi informasi telah mengubah pola kerja birokrasi. Dia mencontohkan, di bidang wisata, promosi dilakukan Banyuwangi dengan pembuatan sistem operasi berbasis Android. ”Dana promosi wisata kami sangat minim, karena itu kami optimalkan internet. Ada android, kita juga pakai social media. Hasilnya tingkat kunjungan wisatawan asing ke Banyuwangi naik 100 persen menjadi 10.462 orang pada 2013, sedangkan turis lokal naik sekitar 23 persen menjadi 1.057.962 orang,”kata Anas.
Contoh lain di bidang ekonomi, penerapan SMS Gateway dan instrumen teknologi informasi lainnya memberi stimulus bagi dunia usaha. Investasi pun meningkat. Perizinan usaha naik dari 363 pada 2012 menjadi 5.490 pada 2013 alias melonjak 1.412 persen.
Realisasi investasi di Banyuwangi pun melonjak lebih dari 170 persen dari Rp 1,19 triliun pada 2012 menjadi Rp 3,24 triliun pada 2013.
”Kami ingin teknologi informasi menjadi pilar bagi pengembangan daerah. Infrastruktur bukan hanya jalan, jembatan, pelabuhan, dan bandara, tapi juga infrastruktur teknologi,” papar Anas. (eri/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Imbau PNS tak Tambah Libur Idul Fitri
Redaktur : Tim Redaksi