Pemkab Bogor Tutup Pemukiman Bekas Longsor

Kamis, 19 Juni 2014 – 06:18 WIB

jpnn.com - BOGOR-Pemkab Bogor bakal menutup pemukiman bekas lokasi longsor di Kampung Neglasari RT 11/04, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cariu. 

Sebagian wilayah kampung tersebut dinyatakan sudah tak layak huni.“Secara kasatmata, wilayah ini peruntukannya bukan pemukiman. SD Negeri Mekarwangi dan korban selamat yang kehilangan tempat tinggalnya akan dicarikan lahan untuk relokasi,” tegas Plt Bupati Nurhayanti ketika mengunjungi lokasi longsor Cariu, Rabu (18/6) kemarin.

BACA JUGA: Di Bekas Wisma PSK Dolly Dibangun Sentra PKL 6 Lantai

Nurhayanti memastikan bahwa biaya pengobatan dan pemakaman ditanggung sepenuhnya oleh pemkab. Sedangkan bagi korban selamat akan dibangun hunian sementara (huntara) sambil menunggu lahan yang tepat untuk relokasi.

“Saya atas nama Pemkab Bogor mengucapkan rasa dukacita yang sedalam-dalamnya. Kami tanggung biaya pengobatan dan lainnya. Pemkab akan dirikan huntara,” sambungnya.

BACA JUGA: Kunjungi Riau Pos Group, Kejati Riau Siap Dikritik

Nurhayanti juga menginstruksikan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Bogor  untuk melakukan kajian mendalam pada lahan di sekitar lokasi longsor. Jika memang tidak layak, pemkab akan segera merelokasi rumah yang ada di sekitaran tebing.

“Kepada ESDM harus segera lakukan kajian untuk mengecek kawasan ini masih layak ditinggali atau tidak. Jika sudah tidak layak harus segera direlokasi, jangan sampai kejadian di Sukamakmur terulang lagi,” tandasnya.

BACA JUGA: 15 Daerah di Sulut dan Gorontalo Rekrut CPNS 2014

Soal itu, Kepala Bidang Air Bawah Tanah dan Mitigasi Bencana Geologi pada Dinas ESDM Kabupaten Bogor, Dede Armansyah menyatakan, memang wilayah sekitar lokasi longsor sudah tidak layak untuk dijadikan permukiman. Pasalnya, tingkat kemiringan tebing sudah sangat membahayakan. Morfologi wilayah ini mencapai 70 derajat.

“Beginilah akibatnya kalau tata guna lahan dan pemukiman tidak disesuaikan dengan morfologi. Ini morfologinya sudah sangat terjal, mencapai 70 derajat. Seharusnya tidak boleh ada pemukiman di sepanjang tebing ini,” terangnya kepada Radar Bogor. 

Menurut Dede, lahan tersebut sudah harus segera direlokasi dan dijadikan hutan dengan ditanami tanaman yang memiliki akar keras.

Kepala Desa Mekarwangi, Kecamatan Cariu, Hadi Hidayat berjanji akan segera mencarikan lahan untuk merelokasi tempat tinggal para korban selamat. Juga, untuk bangunan SD yang terkena longsor, dirinya berjanji akan segera mencari lahan pengganti.

“Tapi, kami masih menunggu hasil kajian yang pasti dari dinas ESDM. Kalau ini ternyata tidak layak dihuni akan kami relokasi. Sekarang kan baru lisan. Saya juga ditekankan untuk mencari lahan,” katanya.

Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor memastikan korban tewas pada bencana longsor di Kampung Neglasari RT 11/04, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cariu berjumlah tujuh orang. 


Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI-Polri, Tagana, Basarnas, PMI, relawan dan masyarakat sekitar menemukan jasad korban terakhir pada Selasa (17/6) sore sekitar pukul 15:00, atas nama Caming (45). 

Korban merupakan adik dari almarhumah Sopiah yang juga tewas dalam musibah longsor kemarin.

“Caming sudah kami temukan sore hari. Sementara dua orang lainnya yang diperkirakan hilang, ternyata sudah dibawa pulang oleh keluarganya ke Loji, Karawang sebelum longsor terjadi. Malah tadi dua orang itu melihat ke lokasi,” terang Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor Budi Aksomo.

Budi memastikan, dua orang yang sempat diduga ikut tertimbun itu sudah meninggalkan kediaman Sopiah pada Senin (6/6). Sementara total korban meninggal adalah tujuh orang di antaranya Dedeh P (34), Risma P (13), Wahyu L (17), Pardi L (26), Sopiah P (70), Riski L (4), Caming (45).

“Kini Tim SAR gabungan dan masyarakat masih membersihkan puing-puing bekas longsor. Kami akan datangkan alat berat, kemudian dibikin turap. Tanggap darurat akan berjalan selama tiga hari, terhitung sejak kejadian,” pungkasnya.(rp4/c)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mogok Makan di Depan Istana, Dilarikan ke RS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler