jpnn.com - RANGKASBITUNG - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, meminta nelayan tradisional mewaspadai tinggi gelombang yang mencapai empat meter di perairan selatan Banten dan Samudera Hindia. Hal itu perlu dilakukan guna menghindari kecelakaan laut.
"Kami sudah sampaikan peringatan tinggi gelombang 4 meter kepada nelayan tradisional agar mewaspadainya," kata Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah di Rangkasbitung, Lebak, Minggu (21/7).
BACA JUGA: Pemkab Klungkung Raih Insentif Fiskal Rp 5,5 M
Penyampaian peringatan soal tinggi gelombang perairan selatan Banten dan Samudera Hindia itu dilakukan agar tidak menimbulkan kecelakaan laut. Sebab, tinggi gelombang empat meter bisa mengancam keselamatan nelayan tradisional.
Sebagian besar nelayan tradisional di pesisir selatan Banten dan Samudera Hindia menggunakan mesin motor tempel dengan perahu panjang 2,5 meter dan lebar 1,2 meter.
BACA JUGA: 34 Ribu Nelayan di Kepri Dapat Perlindungan Sosial dari BPJS Ketenagakerjaan
Perahu nelayan tradisional dipastikan tidak tahan diterjang tinggi gelombang 4 meter dengan kecepatan angin 25 knot yang bergerak dari arah timur ke tenggara. "Kami berharap kepada nelayan jika melaut sebaiknya menggunakan alat keselamatan di antaranya pakaian pelampung," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan cuaca di perairan selatan Banten dan Samudera Hindia beberapa hari terakhir ini dengan tinggi gelombang berkisar antara 2,5 meter sampai 4,0 meter.
BACA JUGA: Peduli Kesejahteraan, Pemkot Batam Daftarkan Ribuan Nelayan BPJS Ketenagakerjaan
Para nelayan berjumlah sekitar 3.600 orang di pesisir selatan Kabupaten Lebak mulai Pantai Binuangeun, Karangmalang, Bagedur, Cihara, Suka Hujan, Pasput, Cibobos, Panggarangan, Bayah, Karangtaraje, Pulomanuk dan Sawarna, diminta agar tetap waspada bila melaut.
Saat ini, nelayan yang melaut sekitar 10 persen dari jumlah 3.600 tersebut karena gelombang tinggi hingga 4 meter.
"Kami telah menyampaikan surat peringatan dini kewaspadaan gelombang tinggi ke seluruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pangkalan Pelabuhan Ikan (PPI) agar tidak menimbulkan kecelakaan laut," katanya menjelaskan.
Sejumlah nelayan di TPI Tanjung Panto Kabupaten Lebak mengatakan mereka sejak dua pekan terakhir ini tidak melaut karena gelombang tinggi hingga 4 meter juga tiupan angin cukup kencang serta hujan lebat.
"Kami bersama nelayan di sini lebih baik tidak melaut akibat cuaca buruk itu," kata Ujang (45) seorang nelayan di TPI Tanjung Panto Kabupaten Lebak. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi