Pemkab Malang Kampanyekan Sampah jadi Uang

Minggu, 29 Maret 2015 – 06:51 WIB
Pernak pernik dari daur ulang yang dipamerkan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Foto: Suharto/Jawa Pos Radar Malang

jpnn.com - MALANG – Ada pemandangan menarik yang diperlihatkan Bupati Malang Rendra Kresna di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (28/3). Bersama sekitar 20 pejabat dan staf sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD), orang nomor satu di Kabupaten Malang tersebut menenteng bungkusan plastik yang penuh sampah. Bungkusan plastik itu lantas dibawa ke tempat penampungan sampah di halaman luar Stadion Kanjuruhan.

Aktivitas yang dilakukan Rendra dan semua jajarannya tersebut merupakan bagian dari Aksi Lingkungan Goyang. Lewat kegiatan itu, dia ingin mengajak warga untuk tidak membuang sampah sembarangan. Sampah tersebut memiliki nilai ekonomis. Rendra berharap sampah itu bisa menjadi duit.

BACA JUGA: Gara-gara Serangga, Puluhan Pengendara Motor Jatuh

Dalam Aksi Lingkungan Goyang tersebut, Pemkab Malang membuka stan. Warga yang menyerahkan sampah mendapatkan suvenir payung. Bukan hanya itu, di arena kegiatan dihadirkan pula berbagai stan yang memajang produk daur ulang berbahan sampah. Juga, digelar peragaan busana dari siswi-siswi SMA di Kabupaten Malang yang memakai baju berbahan plastik dan koran bekas. 

Rendra menyatakan, pemkab tidak henti-hentinya menyosialisasikan pentingnya mengolah sampah. Sebab, bila dibiarkan, sampah bisa mencemari tanah, air, dan udara. Bila diolah, sampah bisamenghasilkan sesuatu yang punya nilai jual. ’’Ketika diolah tangan terampil, sampah akan membawa berkah,’’ katanya.

BACA JUGA: Kekurangan 5.193 PNS, Ini yang Dilakukan Bupati

Dia pun mencontohkan keberhasilan pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talangagung dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Swadaya Masyarakat Mulyoagung, Kecamatan Dau.

TPA Talangagung mampu menghasilkan gas metan untuk 190 rumah tangga. ’’Dulu, ketika TPA itu mau dibangun, banyak warga yang menolak. Sekarang banyak yang sudah merasakan manfaatnya,’’ ungkapnya.

BACA JUGA: Pemko Batam Sediakan Insentif untuk Pendeta

Di TPST Mulyoagung, Kecamatan Dau, yang diinisiasi warga setempat, salah satu produk yang dihasilkan adalah pupuk organik. Pupuk berbahan limbah organik tersebut laris dipesan petani. Bahkan, TPST kewalahan memenuhi permintaan.

Rendra mengungkapkan, masyarakat di daerah lain sudah meniru kesuksesan TPA Talangagung dan TPST Mulyoagung. Dua tempat itu menjadi jujukan untuk studi banding dari seluruh Indonesia. Bahkan, dua lokasi tersebut menjadi percontohan nasional. ’’BLH (badan lingkungan hidup) dan cipta karya akan memberikan fasilitas seperti bantuan gerobak,’’ tandasnya.(muf/c1/abm/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dukung KPK Bongkar Aliran Uang Izin Pendirian Hotel di Yogyakarta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler