Pemkab Relokasi 250 Kepala Keluarga Korban Galodo Solsel

Selasa, 19 September 2017 – 13:51 WIB
Bupati Solsel Muzni Zakaria saat meninjau ke lokasi bencana di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), kemarin (18/9). Foto: padeks/jpg

jpnn.com, SOLOK SELATAN - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan (Solsel) merelokasi sekitar 250 kepala keluarga yang tinggal di kawasan bantaran Batang Lolo.

Mereka dipindahkan secara bertahap ke tempat yang lebih aman dari bencana banjir bandang (galodo) yang bisa saja kembali terjadi di masa yang akan datang.

BACA JUGA: Banjir Bandang di Solok Selatan, Begini Kondisinya

“Kita menyikapi persoalan ini secara bertahap. Sekarang yang terpenting menyelesaikan pekerjaan normalisasi sungai dan membantu masyarakat membersihkan rumah-rumah mereka yang terdampak terlebih dahulu.

“Untuk jangka panjang kita nanti akan coba mencarikan tempat yang tidak di pinggiran sungai, kalau masyarakat mau,” kata Bupati Solsel Muzni Zakaria saat meninjau ke lokasi bencana di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), kemarin (18/9).

BACA JUGA: Banjir Bandang Terjang Solok Selatan

Di samping telah melakukan upaya normalisasi, pihaknya juga akan mendata kekurangan yang dialami masyarakat pascabencana. Supaya bantuan yang akan disiapkan sesuai kebutuhan.

Dalam kunjungan bersama Kapolres Solsel AKBP Mochamad Nurdin itu, Muzni menilai, bencana banjir bandang yang menimpa empat jorong di Nagari Pakan Rabaa Tengah Kecamatan KPGD itu merupakan akibat dari aktivitas pembalakan liar yang dilakukan orang tidak bertanggung jawab.

BACA JUGA: Pelarian Bandar Sabu Ini Berakhir setelah 2 Tahun Buron

Penilaian tersebut didasarkan pada penampakan kayu-kayu besar, bahkan kayu bekas dipotong yang bertebaran di sepanjang lokasi banjir yang terbawa arus.

“Ke depan, Pemkab Solsel akan menganggarkan dana kunjungan ke hulu sungai untuk meninjau situasi kerawanan agar dapat dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin.

“Hal itu sekaligus bertujuan mengecek apakah pascabencana ini, masih ada aktivitas pembalakan hutan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” jelasnya.

Melihat kondisi Batang Lolo yang tidak begitu besar, kata Muzni, maka akan sulit dipercaya luapannya bisa menghanyutkan kayu-kayu yang berskala besar hingga menghantam perkampungan warga.

“Kita tidak menyangka Batang Lolo yang tidak begitu besar ini dapat menghanyutkan kayu-kayu besar seperti yang kita lihat hari ini. Kalau tidak ada aktivitas penebangan hutan di bagian hulu sungai, tentu hasilnya tidak sedahsyat ini,” imbuhnya.

Seperti dilansir Padang Ekspres (Jawa Pos Group) dari Pemkab Solsel, warga yang tinggal di pinggiran Batang Lolo sekitar 250 KK. Wali Nagari Pakan Rabaa Tengah Zulfikar Erawandi menyebutkan, ketika terjadi banjir bandang Kamis pekan lalu, semua warga tersebut terdampak.

“Dampak lainnya, sekarang adalah 25 hektare sawah warga yang tersisa dan terancam kekeringan. Sedangkan 50 hektare lainnya sudah rusak akibat banjir. Irigasi yang mengairi sawah warga mengalami kerusakan. Lalu sekarang sungai tidak bisa lagi dimanfaatkan karena sudah mengalami pendangkalan bahkan beralih dari jalur aliran sebelumnya,” bebernya.

Pihaknya berharap Pemkab Solsel secepatnya bisa membangun saluran irigasi atau mencarikan solusi lain, sehingga sawah yang masih tersisa itu bisa dialiri dan dipanen masyarakat.(cr19)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Ikan tiba-tiba Mabuk, Warga pun Panen Raya


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler