BACA JUGA: PKDP Dukung Muslim Kasim jadi Cagub Sumbar
Berdasarkan hasil tinjauannya dengan sejumlah pejabat ke Distrik Saradala, Distrik Bomela, Distrik Suntamon, Distrik Labahak, Distrik Anggruk dan Distrik Langda serta distrik lainnya, kenyataan yang ditemukan adalah kondisi tubuh masyarakat dalam keadaan baik-baik sajaBACA JUGA: Pengusutan Korupsi di Sulut Murni Hukum
Dilain pihak, Robby mengakui ada 92 warga yang meninggal akibat gagal panen."Dari hasil kunjungan kami, tidak ada yang meninggal akibat kelaparan," ujar Robby kepada wartawan JPNN di Yahukimo, Minggu (6/9)
BACA JUGA: PNS Konawe Berbugil Ria
Dan Dalam peninjauannya, Robby mengaku tidak menemukan masyarakat yang sedang mengalami busung lapar seperti itu.Meski begitu, Robby mengakui ada 92 warganya yang meninggal dari distrik yang mengalami gagal panenUntuk kabar ini, Robby mengaku Pemkab Yahukimo akan mengakajinya lebih mendalam sebab-sebab kematian warganya, yang untuk sementara diketahui akibat gagal panen di daerahnyaRobby mengakui, peristiwa itu terjadi semenjak Januari 2009.
Robby juga menjanjikan pihaknya akan memasok bahan makanan dan tenaga kesehatan ke lokasi"Untuk Yahukimo bahan makanan kami sudah siap termasuk di Wamena telah kami siapkan 3 tonNanti kami kirim tenaga medis dan obat-obatan dan karena msyarakat terkena penyakit infeksi saluran pernapasan dan lainnya," tandasnya.
Ditambahkannya, gagal panen tersebut akibat dari bahan makanan pokok masyarakat seperti ubi jalar, sagu, sayuran dan keladi yang mana seharusnya sudah dipanen pada 3 bulan sejak ditanam, tapi cuaca maka terjadinya gagal panen hasil kebun, dan hasilnya pun sangat sedikit."Seperti tanaman yang kami ambil sebagai contoh itu ada terdapat benjolan (Istilah medis itu tumor) pada isi umbian, dan itu kami akan teliti karena pasti umbian itu terserang hama," tukasnya
Ditempat terpisah, Petugas Harian Distrik Langda, Philip Nabjal, dan Guru Sukarela Distrik Langda, Sobet Nabjal mengatakan di Distrik Langda mengalami gagal panen sejak September 2008 hingga sekarang. Sehingga untuk bertahan hidup, masyarakat terpaksa memakan sayur-sayuran yang diambil dari hutan dan dari daun umbian-umbian yang ditanam.
"Memang daun umbian yang kami tanam isinya banyak, namun isinya tidak adaDi Distrik Langda sendiri yang meinggal adalah 57 orang terdiri dari anak 33 orang dan dewasa 24 orangMereka meninggal begitu saja dan tidak tahu apa penyakitnya2 minggu sakit langsung meninggal," tukasnya.
Ditempat yang sama, Misionaris dari Belanda yang melayani di Distrik Langda, Margareth Kroneman, menyatakan, masyarakat Langda jika ada makanan mereka makanan, dan jika tidak hanya makan sayur-sayuran saja."Kalau tidak ada semuanya, mereka tidak bisa makan," ujarnyaMisionaris ini juga menegaskan, hingga saat ini hanya ada satu mantri yang menangani masalah ini.
Sementaraitu Bupati Yahukimo, Ones Pahabol SE, MM meminta kepada Yakpesmi (Yayasan Kristen Pelayanan Sosial Masyarakat Indonesia) untuk bertanggungjawab atas data yang dilansir ke media terkait temuan adanya bencana kelaparan yang menewaskan 92 warga di 4 distrik yang ada di Yahukimo beberapa hari lalu."Ia harus bertanggungjawab dengan apa yang disampaikan ke media terkait bencana kelaparan yang menewaskan puluhan warga itu," tegas Bupati Pahabol kepada JPNN via telepon selulernya, Semalam
Bupati Pahabol mengungkapkan adanya korban tewas yang disampaikan Yakpesmi itu, terutama adanya angka kematian warga yang diduga kelaparan di Distrik Seradala ada 7 orang, namun saat Tim Pemkab Yahukimo melakukan peninjauan ke distrik tersebut ternyata ditemukan hanya 2 warga yang tewas, tetapi bukan karena tewas kelaparan. Bupati Pahabol mengaku baru bertemu dengan salah seorang misionaris di Langda yang mengatakan memang ada kematian namun bukan dikarenakan kelaparan, tetapi sakit
Untuk itu, lanjut Bupati Pahabol, pihaknya akan menggelar pertemuan yang direncakan hari ini Senin (7/9) di Dekai, Kabupaten YahukimoSecara khusus, pihaknya mengundang Koordinator Yakpesmi bersama pimpinan gereja di Yahukimo bersama dengan Tim Pemkab Yahukimo membahas permasalahan tersebut
Bupati Pahabol mengakui pihaknya akan segera menempatkan paramedis dan dokter secara langsung ke sejumlah distrik tersebut, untuk melakukan pemantauan secara langsung kepada masyarakat, termasuk untuk mengetahui penyebab kematian tersebut sekaligus memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Bupati meminta agar semua pihak menyalah tidak kan pemerintah daerah"Bupati atau Pemkab bukan Tuhan Yesus yang bisa merubah alam iniJika ada yang bilang pemerintah gagal, lebih baik jangan bicara lagi karena pemerintah sudah maksimal tetapi alam tidak bisa diprediksi," ujarnya.Terkait statemen Pdt Alfius Mohi, anggota DPRD Yahukimo yang dinilai memojokan pemerintah, juga ditanggapi Bupati Pahabol"Mestinya, sebagai pendeta, ia harus berdoa untuk orang jika ada orang yang mati atau kelaparanDia bicara ada penambahan jumlah korban akibat kelaparan, dia harus bertanggungjawab dengan angka kematian itu, dengan kondisi riil," ujarnya.
Bupati membantah bahwa pihaknya pemerintah sibuk dengan parpol, sehingga ia balik menuding Alfius Mohi sebagai orang frustasi karena tidak terpilih sebagai caleg dalam pemilu 2009"Dia bicara seenaknya, karena tidak terpilih lagiDia yang wakil rakyat, mestinya bertanggungjawab," imbuhnyaSementara itu, Bupati Pahabol berencana akan melakukan kunjungan ke Distrik Bomela dan Suntamon pada Senin (7/9) hari ini setelah pada hari Minggu gagal karena tidak ada pesawat.(nls/aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukan S1, Adik Wawali Ketua DPRD
Redaktur : Tim Redaksi