jpnn.com, PALEMBANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang akan melakukan pengembangan pusat wisata di beberapa lokasi di ibukota Provinsi Sumatera Selatan, itu mulai tahun depan.
Ada tiga lokasi yang jadi fokus pemerintah kota untuk dibenahi. Pertama penataan kota tua atau Sekanak Kerihin, pembuatan air mancur menari di Sungai Musi, dan penataan Pulo Kemaro.
BACA JUGA: Mobil Driver Taksol Korban Pembunuhan Ditemukan di Kerinci
Kepala Badan Perencanaan & Pengembangan (Bappeda) Litbang Kota Palembang, Harey Hadi, mengatakan, pengembangan tiga kawasan ini merupakan program rencana pengembangan di sektor wisata ke depan.
"Sebelumnya kita sudah melakukan pengembangan beberapa kawasan wisata dan memang kebanyakan dibiayai dana CSR (corporate social responsibility), seperti Kampung Mural Goedang Boencit, Sekanak Bersolek, Ampera Skate Park dan Tugu Belido," terangnya, kemarin (16/11).
BACA JUGA: Anak-Istri Tak Kuasa Menahan Tangis Menerima Jasad Sofyan
Harey pun merinci untuk penataan kota tua/Sekanak Kerihin diestimasi akan menelan biaya Rp7 miliar. “Dalam pembangunan atau penataan kawasan ini ada dua poin dilakukan, yaitu pembuatan pedistrian dan pemasangan lampu hias serta street furniture," jelasnya.
Sedangkan pembangunan air mancur menari di Sungai Musi juga masuk dalam perencanaan ke depan. "Pembangunan air mancur ini nantinya akan dibuat dengan panjang 60 meter, biayainya diestimasi sekitar Rp5 miliar," paparnya.
BACA JUGA: Zhongde Lirik Investasi PLTSa di Palembang
Terakhir penataan kawasan Pulo Kemaro. "Ada poin yang akan kami lakukan dalam pengembangan penataan kawasan ini," kata Harey. Rencananya yaitu pembuatan tugu kepala naga, penataan kampung air Pulo Kemaro (pembuatan kampung warna-warni, pasar terapung, dan homestay terapung), agrowisata/ecotourism.
Kemudian, penambahan bungalow sebanyak 25 unit, pembangunan jembatan penghubung, pos keamanan terpadu, pembuatan pantai di sekeliling pulau, dan tracking layang di sekeliling pantai Pulo Kemaro. Selain tiga, itu sebenarnya Kota Palembang memiliki aset Agrowisata Pulokerto yang harusnya bisa dioptimalkan karena asetnya sudah ada tapi sayang terbengkalai.
Padahal kawasan itu sudah dikembangkan sejak tahun 2009 di Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus. Tapi nampaknya jalan di tempat. Menilik dari penyebabnya, pengembangan wisata berbasis ecoculture tersebut karena tidak memenuhi 3A (aksesabilitas, amanitas, dan atraksi).
Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Isnaini Madani, mengatakan, tidak berkembangnya agrowisata di Pulekerto karena aspek 3A-nya tak terpenuhi. “Dalam pengembangan pariwisata, kita perlu memperhatikan aspek 3A agar lokasi wisata dapat diminati pengunjung. Kalau lihat Pulokerto sepi karena aspek ini tidak ada," terangnya, kemarin (16/11).
Isnaini ini menjelaskan pentingnya aspek 3A, berupa aksesibilitas agar dapat memudahkan pengunjung menjangkau lokasi wisata/agrowista ini. "Sementara di Gandus atau tepatnya agrowisata Pulokerto dari segi akses masih belum memadai, baik untuk di jangkau melalui darat maupun sungai, dikarenakan belum ada pelabuhan," jelasnya.
Kemudian amenitas berupa fasilitas pendukung yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan selama berada di destinasi. "Amenitas berkaitan dengan ketersediaan sarana akomodasi, mulai toilet, restoran/tempat makan, hingga tempat mengginap," paparnya.
Terakhir, atraksi. Nilai lebih apa yang bisa didapat atau dilihat dan dilakukan oleh wisatawan di destinasi tersebut, baik berupa keindahan dan keunikan alam, budaya masyarakat setempat, peninggalan bangunan bersejarah, serta atraksi buatan seperti sarana permainan dan hiburan. "Ini penting, bagaimana seharusnya sebuah atrkasi harus mempunyai nila, sehingga dapat menarik wisatawan datang ke lokasi tersebut," ujarnya.
Menurut Isnaini, pengembangan pariwisata saat ini tidak hanya harus di dukung pemerintah dalam pengembangannya, karena dari beberapa destinasi yang dikembangkan pihak nya dalam beberapa waktu terkahir kebanyakan sudah menggunakan pihak ketiga.
"Namun, pengembangan melalui pihak ketiga ini semestinya sudah memenuhi aspek 3A, barulah bisa ditawarkan ke pihak ketiga. Itulah mengapa pengembangan agrowisata Pulokerto belum dapat dilakukan, karena harus memenuhi aspek ini dulu," katanya.
Untuk itu, dalam pengembangan agrowisata di Palembang selanjutnya Dinas Pariwisata melirik Pulo Kemaro. Selain dinilai dari segi aspek sudah memenuhi, di kawasan ini juga tersedia lokasi pengembangan agrowisata. "Kita ada kurang lebih lahan 24 hektare di kawasan tersebut dan rencana ke depan pengembangan pariwisata di sana temasuk salah satu di dalamnya agrowisata. Dan ini tidak hanya pemerintah yang lakukan karena bisa ditawarkan ke pihak ketiga," pungkasnya. (cj10/fad/ce1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Senjata Makan Tuan, Usus Terburai Tertancap Pedang Sendiri
Redaktur & Reporter : Budi