jpnn.com, SURABAYA - Eks lokalisasi Dolly terus mendapat perhatian dari Pemkot Surabaya. Beragam rencana disusun untuk memberdayakan kawasan tersebut di dalam Program Kerja 2019. Salah satunya pembelian 20 bekas wisma di kawasan Putat untuk memfasilitasi keinginan masyarakat.
Sebelumnya, pemkot lebih dominan merancang program di sekitar Dolly. Masyarakat diberi pelatihan UKM. Kini giliran pemkot yang mendengar keinginan masyarakat. ''Apa yang mereka butuhkan akan kami wujudkan,'' ujar Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi kemarin (30/10).
Eri sudah berkoordinasi dengan Camat Sawahan M. Yunus. Mereka berharap bisa mengetahui keinginan warga. Sudah ada beberapa masukan. Salah satunya pasar burung. Eri pun mengiyakan keinginan itu. ''Namun, konsepnya harus matang dan menarik,'' katanya.
Pasar burung memang memiliki potensi yang besar. Hal itu dilihat dari keberhasilan warga setempat yang mengadakan lomba burung dua bulan lalu. Lomba tersebut diikuti peserta dari dalam dan luar Kota Surabaya.
Event tersebut dimanfaatkan warga di sekitar lokasi lomba. Mereka membuka warung makan dadakan. Pengunjung dan peserta lomba pun memenuhi warung itu. Warga yakin pasar burung bakal menyedot perhatian masyarakat. Selain itu, roda perekonomian di sekitar Dolly bisa bergerak. Dagangan warga laku. Karena itu, warga meminta pemkot membangun pasar Dolly di kampung tersebut.
M. Yunus mengatakan bahwa masih banyak keinginan warga. Misalnya, fasilitas olahraga dan kawasan kuliner. Pihaknya hanya menampung aspirasi tersebut. ''Nanti dibahas mana yang lebih dulu direalisasikan,'' ucapnya.
Dia juga mengatakan, pemberdayaan masyarakat terdampak penutupan Dolly sangat dibutuhkan. Masyarakat butuh bekal keterampilan untuk mandiri. Ada beberapa program yang sangat membantu. Salah satunya Kampung Inggris.
Program tersebut digagas masyarakat. Pesertanya warga setempat. Hasilnya, sudah ada warga yang terampil berbahasa Inggris. ''Mereka bisa jadi penerjemah saat ada tamu dari luar negeri,'' kata Yunus.
Pembelian bekas wisma oleh pemkot bukan yang pertama. Pada 2014, pemkot membeli bekas wisma hingga Rp 9 miliar. Tempat tersebut kini jadi sentra industri sepatu dan sandal. Program itu merupakan gagasan pemkot yang diberikan kepada masyarakat.
Kurnia Cahyo, tokoh pemuda Dolly, menyambut baik rencana itu. Dolly harus berbenah untuk menghilangkan image kawasan merah. ''Kami ingin Dolly dilihat sebagai kampung mandiri, kreatif, dan inovatif."(riq/c15/ayi)
BACA JUGA: Warga Dolly Tuntut Bu Risma Bayar Rp 270 Miliar
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus 2 Bocah Perempuan Kecanduan Seks, Adiknya Juga Diawasi
Redaktur : Tim Redaksi