jpnn.com, SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah melakukan pendataan anak-anak yang berstatus yatim piatu akibat orang tuanya meninggal setelah terpapar Covid-19.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan pendataan itu dilakukan untuk mengetahui jumlah anak-anak yang akan mendapatkan bantuan tempat tinggal berupa asrama.
BACA JUGA: Jenguk Anak Yatim Piatu Korban Pandemi Covid-19, Bu Risma Bawa Kabar Baik
"Kalau tidak (begitu,red), di rumahnya tidak memenuhi," kata Eri di Surabaya, Jumat (13/8).
Selain bantuan asrama, pihaknya juga akan menanggung biaya pendidikan sampai jenjang perkuliahan.
BACA JUGA: 5 Anggota DPRD yang Ditahan Itu Terjaring Bersama 7 Wanita, Alamak
"Kami biayai sampai dengan kuliah. Ini yang bisa kami lakukan," tegas Eri Cahyadi.
Hal itu semua dilakukan Pemkot Surabaya guna menjamin masa depan anak-anak yang ditinggal oleh orang tuanya yang meninggal.
BACA JUGA: Gugatan AHY Ditolak PN Jakarta Pusat, Begini Reaksi Max Sopacua
Menurut dia, yang terpenting kesejahteraan dan masa depan anak-anak di Surabaya terjamin.
"Oleh karena itu yang terdampak kami pastikan pendidikannya. Mereka akan menjadi pemimpin hebat di kemudian hari," ucapnya.
Berdasarkan data sementara yang diperoleh mantan kepala Bappeko Surabaya itu, jumlah anak yang berstatus yatim, piatu, dan yatim piatu di Surabaya saat ini sebanyak 300 orang.
Koordinasi dengan jajaran legislatif akan terus digencarkan agar solusi atas permasalahan anak yatim piatu akibat Covid-19 tersebut segera rampung. Semua itu dilakukan untuk kepentingan warga Surabaya.
"Termasuk, untuk anak-anak yang akan menjadi tanggung jawab pemerintah kota," kata Eri. (mcr12/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Arry Saputra