Pemprov Bali Dukung Pengembangan Sektor Pertanian dari Hulu ke Hilir

Senin, 25 Oktober 2021 – 19:14 WIB
Kementerian Pertanian menggelar program pelatihan Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program untuk para petani dan penyuluh di Bali. Foto: humas Kementan untuk JPNN

jpnn.com, BALI - Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali I Ketut Lihadnyana mengatakan pertanian tetap kokoh menjadi pilar kekuatan utama negara meski berada di masa pandemi Covid-19.

Dia menjelaskan sektor pertanian perlu didorong dari hulu ke hilir.

BACA JUGA: Kementan Gelar Bimtek Jurnalistik Bagi SDM di Sektor Pertanian

Sebab, lanjut I Ketut, mayoritas petani hanya berada di tahap produksi sementara penanganan hilirnya dilakukan orang lain padahal riset menunjukkan margin keuntungan dari petani yang melakukan usaha tani dari hulu ke hilir sangat besar.

"Maka dari itu program seperti IPDMIP (Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program) sangat strategis dalam memperkuat basis kompetensi penyuluh maupun petani," kata I Ketut, Minggu (24/10).

BACA JUGA: Simluhtan Jadi Inovasi untuk Petani dan Penyuluh

Diketahui, IPDMIP merupakan program pelatihan yang digelar oleh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk para petani dan penyuluh.

I Ketut menegaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali memiliki berbagai kebijakan yang berpihak pada sektor pertanian secara masif seperti mendorong para pegawai di lingkup pemerintah untuk membeli komoditas pertanian langsung dari para petani.

BACA JUGA: Kementan Gelar Pelatihan Ilmu Rantai Nilai di Pandeglang Banten

"Di masa pandemi seperti sekarang, tidak ada yang survive sekuat sektor pertanian. Orang pasti membutuhkan makanan, maka dari itu pertanian sangatlah potensial," ujar I Ketut.

Kemudian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan penyelenggara dan pelaku pertanian harus memiliki konsepsi dalam menggerakan terobosan guna berkontribusi dan mendukung keberhasilan pembangunan pertanian dalam menjaga ketersediaan pangan.

Dengan begitu, kata dia, perlu adanya sumber daya manusia pertanian yang maju, mandiri, dan modern seperti petani dan penyuluh.

"Salah satu elemen pentingnya adalah penyuluh. Mereka adalah garda terdepan dalam konteks penguatan SDM petani," ucap Dedi.

Untuk itu, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian menyusun beberapa strategi yang terdiri dari standarisasi dan sertifikasi profesi pertanian, penyuluhan berbasis teknologi informasi dan komunikasi, regenerasi dan penumbuhan minat generasi muda pertanian, pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kompetensi, serta penguatan kelembagaan petani.

Dedi menjelaskan langkah-langkah operasional yang terkait dengan dukungan penyuluhan pertanian dalam peningkatan kapasitas SDM pertanian dan kelembagaan pertanian telah disusun.

Adapun langkah-langkah tersebut ialah penyebarluasan informasi pertanian melalui media elektronik, media cetak, dan e-learning.

Lalu, ada pula langkah pengembangan database penyuluhan pertanian terintegrasi, pengembangan sistem informasi penyuluh pertanian, penumbuhan dan pengembangan KEP/BUMP Korporasi Petani/KUB melalui jejaring dan kemitraan usaha, serta penumbuhan dan pengembangan poktan dan gapoktan melalui media kelas kemampuan poktan.

"Saya berharap, melalui pertemuan ini dapat dijadikan momentum yang baik oleh Para Kepala Dinas Pertanian provinsi dan kabupaten serta jajarannya, para pengelola proyek IPDMIP serta penyelenggara penyuluhan pertanian di pusat, untuk bersama-sama berkomitmen dalam membangun sinergitas, kerjasama dan koordinasi," tutur Dedi.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Pusat Penyuluh Pertanian Bustanul Arifin yang mengatakan bahwa penyuluh adalah garda terdepan sekaligus mata dan telinga Kementan di lapangan.

BACA JUGA: Pengantin Baru Ini Ditangkap Polisi, Ya Ampun, Kasusnya Memalukan

"Kita harus optimis bahwa melalui penyuluh-penuyuluh yang berkualitas melahirkan para petani yang mumpuni," pungkas dia. (mcr9/jpnn)


Redaktur : Budi
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler