jpnn.com, BANDUNG - Pemprov Jawa Barat menyayangkan harga tarif parkir mahal di kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat, yang viral di media sosial.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Jabar Dedi Taufik, harga tarif parkir yang mahal akan memberikan kesan negatif kepada para wisatawan dan bisa berimbas pada turunnya minta wisatawan untuk berwisata ke objek wisata.
BACA JUGA: Perhatikan Foto Anggota Polisi di Belakang AKBP Rofikoh Yunianto, Dia Sudah Dipecat
"Kalau pengalamannya negatif, maka kunjungan juga bisa berkurang. Ini harus kita antisipasi bersama, karena pariwisata ini merupakan salah satu sektor yang penting untuk kebangkitan ekonomi di masa pandemi COVID-19. Tarif parkir mahal, imbasnya jumlah kunjungan pun menurun dan berdampak pada ekonomi masyarakat," kata Dedi Taufik ketika dimintai pendapatnya tentang video viral tarif parkir mahal.
Dedi mengakui hal tersebut banyak terjadi di daerah tujuan wisata di Jabar.
BACA JUGA: Hati-Hati Parkir di Tempat Wisata Lembang Bandung Barat, Ada Pungli
Dia pernah menemukan tarif parkir kendaraan sebesar Rp 150.000 di salah satu objek wisata yang dikelola bersama dengan warga setempat di wilayah Jabar Selatan.
"Jadi saat itu kami panggil pengelola, aparat keamanan desa, masyarakat, karang taruna. Kami tekankan kalau mau jualan di tempat wisata tidak boleh sampai mahal-mahal apalagi sampai malak, kami berikan teguran," ujarnya.
Dedi mengimbau supaya para pengelola objek wisata dan warga bisa bersinergi dan saling mendukung roda ekonomi terus berjalan di sektor pariwisata.
Sebelumnya diberitakan, wisatawan asal Jawa Timur yang berkunjung ke kawasan wisata Lembang jadi korban aksi pungutan liar (pungli), Sabtu (9/10) sore.
Rombongan wisatawan itu diharuskan membayar parkir bus sebesar Rp 150 ribu per unitnya di kawasan wisata Farmhouse dan The Great Asia Afrika Lembang.
Aksi pungli ini terekam video dan viral di media sosial. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti