jpnn.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggandeng Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk mengembangkan Program Ekonomi Pesantren dalam upaya meningkatkan pertumbuhan perekonomian pada jaringan pondok pesantren.
"Dengan adanya Bank Syariah Indonesia di wilayah Jateng akan membantu proses holding koperasi untuk Program Ekotren sehingga kami ingin merangkul menjadi mitra dari Pemprov Jateng," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Semarang, Rabu (17/2).
BACA JUGA: Kehadiran BSI Bisa jadi Momentum Industri Keuangan Syariah Makin Eksis
Seperti diketahui, Bank Syariah Indonesia merupakan hasil merger BNI Syariah, BRI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri yang diharapkan menjadi salah satu kekuatan di industri perbankan.
Menurut Wagub, adanya perbankan syariah mampu untuk memenuhi kebutuhan usaha masyarakat, khususnya di lingkungan pondok pesantren.
BACA JUGA: Sumbang Pajak Besar, PT BSI Kembali Raih Penghargaan
"Ini juga menjadi peluang khususnya untuk UKM karena bagaimanapun juga kalau berbisnis dengan basis agama atau syariah, tentu akan ada sharing bisnis untuk mengembangkan perbankan maupun masyarakat," ujar dia.
Wagub menyebut Program Ekotren dapat menjadi salah satu penopang target pertumbuhan ekonomi Jateng sekaligus menjadi langkah pengentasan kemiskinan.
BACA JUGA: Petinggi DPR Dukung Listyo Sigit Rekrut Lulusan Madrasah dan Pesantren Jadi Polisi
"Melalui Ekotren, saya berharap bisa menjawab karena ini dari santri dan dari pondok pesantren yang merupakan masyarakat menengah ke bawah. Kalau ini kita geliatkan, saya yakin pertumbuhan itu menjadi pasar," ungkap Taj Yasin.
Pimpinan Bank Syariah Indonesia Wilayah Jawa Tengah Imam Hidayat Sunarto menyambut baik kerja sama dengan Pemprov Jateng.
"Insya Allah kalau dari Pemprov Jateng ada program-program yang bisa disinergikan, termasuk dengan pondok pesantren, apalagi catatan presiden bahwa bersatunya bank-bank syariah ini harus memberikan kemanfaatan yang lebih besar terhadap umat," ujarnya.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia