jpnn.com, SAMARINDA - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Kalimantan Timur memastikan wilayahnya masih aman dari penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim Munawwar mengatakan dari informasi Kementerian Pertanian kasus PMK tersebut telah terjadi di Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
BACA JUGA: Antisipasi Masuknya Wabah PMK, Serang Perketat Pengawasan Hewan Ternak
"Alhamdulillah, Kaltim aman. Tetapi, karena berdasarkan informasi Kementan RI maka kebijakan Provinsi Kaltim, yaitu menghentikan pasokan sapi maupun indukan dari Jatim dan NTB," kata Munawwar.
Dia menyebut dalam upaya pencegahan terjadinya penularan PMK maka pihaknya telah melakukan uji kesehatan pada ternak sapi, kambing, dan domba kurang lebih 2.566 ekor di lokasi peternakan.
BACA JUGA: Cegah PMK, Ferry Wawan: Iduladha Sebentar Lagi, Antisipasi Harus Ditingkatkan
Dari hasil uji hewan ternak yang dilakukan secara bertahap tersebut belum ada ditemukan gejala klinis. Misalnya, mulut melepuh atau kuku sakit.
Namun demikian, terkait proses laboratorium dari ternak yang disurvei masih dalam proses dan menunggu hasil.
BACA JUGA: Cegah PMK, BPPSDMP Siapkan Sejumlah Langkah Strategis
"Karena kedua provinsi telah terjadi wabah PMK, maka kami mengimbau pedagang maupun siapa saja untuk tidak mendatangkan sapi maupun ternak lainnya ke Kaltim. Semua untuk mencegah," pesannya.
Dari kebijakan yang ditetapkan Pemprov Kaltim tersebut maka konsekuensinya stok daging sapi hanya berasal dari Sulawesi sehingga dengan kebijakan tersebut berimbas pada stok daging akan berkurang dan harga daging sapi naik.
"Yang jelas, itu sudah hukum pasarnya begitu, semoga saja cepat berlalu," pungkas Munawar. (antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... IPB Memuji Cara Kementan Menangani Wabah PMK Hewan Ternak dengan Cepat dan Tepat
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan