Pemuda di Pelaihari Tanah Laut Sukses Kembangkan Budi Daya Melon

Senin, 09 Mei 2022 – 17:49 WIB
Pemuda di Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, sukses kembangkan budi daya melon. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, PELAIHARI - Hairul Effendi, pemuda dari Desa Ujung Batu RT 13 Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan sukses mengembangkan usaha budi daya melon.

Dari yang semula hanya 2.000 tanaman, hingga kini menjadi 5.000 tanaman melon.

BACA JUGA: Ini Rekening Milik Oknum Polisi Briptu Hasbudi, Jangan Kaget, Ya

Petani muda yang berusia 29 tahun ini mengaku mulai menggeluti budi daya melon sejak 2018. Hal ini dia lakukan karena menurutnya budi daya melon lebih menguntungkan.

“Saya memilih melon karena melon harganya stabil, jarang jatuh seperti tanaman lainnya.” aku Hairul saat dikunjungi oleh PPIU Kalsel di kediamannya.

BACA JUGA: 9 Manfaat Buah Melon yang Tak Terduga, Nomor 1 Top Banget

“Sebelum budi daya melon, saya juga pernah menanam sayur, seperti timun, pare, dan cabai. Tetapi, sejak tahun 2018 saya mulai berfokus pada komoditas melon saja.” Jelas Hairul.

Keberhasilan Hairul ini tidak lepas dari peran Program Youth Entrepreunership and Employment Support Service (YESS).

BACA JUGA: Kakek Tewas Tabrak Pot di Surabaya, Isi Dompetnya Bikin Kaget

Melalui program dari Kementerian Pertanian (Kementan) inilah, Hairul mampu menambah luasan lahan yang semula hanya ¼Ha dengan populasi 2.000 tanaman melon dengan tonase kurang lebih 6 ton. Kini, ia dapat menanam 5.000 tanaman melon di lahan dengan luasan 1Ha dengan tonase mencapai 15 ton.

Program yang merupakan hasil kerja sama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) ini merupakan bentuk keseriusan Kementan dalam meregenerasi petani serta melahirkan wirausaha milenial dari sektor pertanian.

Untuk pemasarannya, Hairul tak perlu susah payah memasarkan hasil panennya ke luar. Hal ini dikarenakan para pembeli biasanya datang langsung ke tempatnya.

Pembelinya pun datang dari berbagai kota yang ada di kalsel. Ada yang dari Martapura, Banjarbaru, bahkan dari Pelaihari sendiri.

Kendati demikian, Hairul tetap berharap dia dapat terus dibimbing dan didampingi, salah satunya dari segi pemasarannya. Bagaimana agar bisa menjual hasil panen ke pasar modern, sehingga dapat harga yang lebih bagus.

Dalam perjalananya, kendala yang paling sering Hairul alami adalah kondisi cuaca. Curah hujan yang terlalu tinggi dan intensitas curah hujan yang banyak dapat mengganggu kulitas dari hasil panennya.

Sehingga untuk kedepannya, dia berencana untuk menerapkan smart farming dalam usaha pertaniannya.

“Harapannya program seperti ini akan selalu ada. Karena program ini sangat membantu dari segi permodalan dan menambah skala usaha. sselain itu, program ini juga mampu meningkatkan produktivitas pertanian," tutupnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengungkapkan harapannya melalui program YESS akan terwujud regenerasi pertanian, meningkatnya kompetensi sumberdaya manusia dari perdesaan, meningkatnya jumlah wirausaha muda di bidang pertanian.

Sehingga, kata dia, pertanian akan menjadi lapangan kerja menarik, prospektif dan menguntungkan, dan dapat berdampak pada penurunan angka pengangguran serta terjadinya urbanisasi.

“Program YESS ini sangat mendukung dalam pengembangan sumberdaya manusia pertanian, dengan memberdayakan para pemuda tani untuk memanfaatkan sumber daya alam pertanian di pedesaan, secara optimal, profesional, menguntungkan dan berkelanjutan tentunya mereka ini akan siap menghadapi era milenial,” ujarnya. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapakah Pejabat yang Menerima Aliran Uang dari Oknum Polisi Briptu Hasbudi? Siap-Siap, Ya


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler