jpnn.com, JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengimbau seluruh pihak untuk tidak membuat kasus aktif Corona di daerah bertambah dengan memaksakan untuk mudik Lebaran.
"Jangan sampai ada kebijakan (larangan mudik) yang nantinya membuat kasus aktif di daerah bertambah," ujar Doni, Rabu (5/5).
BACA JUGA: Asmad Sudah Tertangkap, Temannya Siap-siap Saja
Dia menilai kondisi penanganan COVID-19 di Indonesia terkini sudah sangat baik.
Hal itu tampak dari data terkini yang dipaparkan mengenai kasus aktif yang menduduki catatan terendah sepanjang satu tahun terakhir yakni 5,88 persen. Kemudian angka kesembuhan di Indonesia mencapai rekor 91,39 persen.
BACA JUGA: Kematian Ni Putu Candraningsih Meninggalkan Duka, Ada Sepucuk Surat, Isinya Bikin Merinding
Namun diakui Doni, hal yang masih kurang adalah angka kematian Indonesia akibat COVID-19 yang masih berada di atas angka kematian global.
Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo, Doni mengatakan setelah angka tersebut telah baik dan jangan sampai bertambah lagi.
Selain itu, Doni mengimbau agar terus mengikuti perkembangan di sekitar kawasan Indonesia, terutama dari beberapa negara, serta mewaspadai adanya virus COVID-19 varian baru dan peningkatan kasus di negara tetangga.
"Contohnya, kita banyak menerima kepulangan pekerja migran yang sudah habis masa bekerjanya. Di antara mereka tidak sedikit yang diperiksa ternyata positif COVID-19," ujar Doni.
Pengamatan tersebut, kata Doni, sudah dibuktikan dari kedatangan di berbagai bandara Internasional di Sumatera Utara kemudian di Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat, serta di Jakarta dan juga di Jawa Timur.
Doni berharap semua pihak dapat lebih mewaspadai adanya varian baru virus tersebut, dan tidak boleh lengah terhadapnya.
"Kita tidak boleh kendor, protokol kesehatan adalah kunci keberhasilan bangsa kita terhindar dari ancaman COVID-19. Disiplin, kompak, serta konsisten juga merupakan salah satu solusi bagi bangsa kita melakukan pengendalian COVID-19," katanya. (antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti